Blogger Widgets

Kamis, 26 Maret 2015

hubungan interpersonal

“Hubungan Interpersonal: Pengertian, Daya Tarik, Jenis-jenisnya”
A.Pengertian Hubungan Interpersonal
Menurut Pearson (1983) manusia adalah makhluk sosial, artinya sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain, mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi serta berusaha mempertahankan interaksi tersebut. Kita melakukan hubungan interpersonal ketika mencoba untuk berinteraksi dengan orang lain. Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal attraction.
B. Daya Tarik Hubungan Interpersonal
Daya tarik hubungan interpersonal merupakan faktor penyebab terjadinya hubungan interpersonal. Ada faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor Internal (Baron dan Byrne, 2008)Faktor internal adalah faktor dalam diri kita meliputi dua hal, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation) dan pengaruh perasaan. Interaksi antara satu orang dengan orang yang lain bisa terjadi di mana saja, misalnya di rumah, sekolah, kantor pos, kantin, dan lain- lain. Namun, kebutuhan untuk saling berinteraksi dengan orang-orang disekitar kita berbeda-beda satu sama lain.
·         Kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation)
Kita cenderung ingin berinteraksi dengan orang lain, namun dilain waktu, terkadang kita juga tidak ingin berinteraksi atau ingin sendirian. Menurut McClelland,kebutuhan berinteraksi adalah suatu keadaan di mana seseorang berusaha untuk mempertahankan suatu hubungan, bergabung dalam kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan, menikmati aktivitas bersama keluarga atau teman, menunjukkan perilaku saling bekerja sama, saling mendukung, dan konformitas. Seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi, berusaha mencapai kepuasan terhadap kebutuhan ini agar disukai, diterima oleh orang lain, serta mereka cenderung untuk memilih bekerja bersama orang yang mementingkan keharmonisan dan kekompakan kelompok.
·         Pengaruh perasaan
Penelitian dari Byrne, dkk (1975) dari Fraley dan Aron (dalam Baron, Byrne, 2006) menunjukkan bahwa dalam berbagai situasi sosial, humor digunakan secara umum untuk mencairkan suasana dan memfasilitasi interaksi pertemanan. Humor yang menghasilkan tawa dapat membuat kita lebih mudah berinteraksi, sekalipun dengan orang yang belum dikenal. Apakah anda ingat kalimat ‘tertawa itu sehat’? makna dari kalimat tersebut dapat diartikan bahwa dengan tertawa, perasaan kita akan senang, sehingga kita lebih dapat berpikir lebih sehat dan berperilaku lebih baik. Jadi, kita akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain pada saat kondisi perasaan kita sedang senang di bandingkan jika kondisi perasaan kita sedang negative. Hal ini terjadi, pada saat senang, kita lebih terbuka untuk melakukan komunikasi.
Sedangkan, Faktor Eksternal yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal adalah kedekatan (proximity) dan daya tarik fisik.
·         Kedekatan (proximity)
 Baron dan Byrne (2008) menjelaskan bahwa kedekatan secara fisik antara orang yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama seperti di kantor dan di kelas, menunjukkan bahwa semakin dekat jarak geografis diantara mereka semakin besar kemungkinan kedua orang tersebut untuk sering bertemu. Selanjutnya pertemuan tersebut akan menghasilkan penilaian positif satu sama lain, sehingga timbul ketertarikan di antara mereka. Hal ini disebut juga dengan more exposure effect, penelitian ini pertama kali dilakukan oleh Zajonc tahun1968. Kita cenderung menyukai orang yang wajahnya biasa kita kenali dibandingkan dengan orang yang wajahnya tidak kita kenal (Miller and Perlman, 2009).
·         Daya tarik fisik
Sebuah penelitian mengenai daya tarik fisik menunjukkan bahwa sebagian besar orang percaya bahwa laki-laki dan perempuan yang menarik menampilkan ketenangan, mudah bergaul, mandiri, dominan, gembira, seksi, mudah beradaptasi, sukses, lebih maskulin (laki-laki) dan lebih feminism (perempuan) daripada orang yang tidak menarik (Dion and Dion, 1991;Hatfield dan Sprecher, 1986a dalam Baron byrne, 2008). Jadi, kita cenderung untuk memilih berinteraksi dengan orang yang menarik dibandingkan orang yang kurang menarik, karena orang yang menarik memiliki karakteristik lebih positif.
             

C.Jenis-jenis Hubungan Interpersonal
1.Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat
Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu  hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad merupakan hubungan atara dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmot mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad, dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus, individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang pola komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/khas yang akan membedakan hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain. Sedangkan hubungan triad merupakanhubungan antara tiga orang. Hubungan triad ini memiliki ciri lebih kompleks, tingkatkeintiman/ kedekatan antara individu lebih rendah, dan keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
2.Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai 
Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lain-lain. Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan sosial). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan sebagianya.
3.Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu
Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2,yaitu hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya). Dan karena investasi yang ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.

4.Hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman
Hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman, yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan biasa merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi. Hubungan intim terkait dengan jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak. Hubungan ini bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual.




jenis kebutuhan sosial psikologis


Jenis-Jenis Kebutuhan Manusia

Maslow merumuskan kebutuhan manusia terdiri dari 2 jenis yang berjenjang, yang dinamakan dengan “Hirarki Kebutuhan” dan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fisiologi/fisik
Merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan fisik dan merupakan kebutuhan yang berada pada level paling utama untuk kelangsungan hidup manusia. Contohnya kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, seks dan sejenisnya.

2. Kebutuhan Psikologi
a. Kebutuhan rasa aman
Disebut juga dengan “safety needs”. Rasa aman dalam bentuk lingkungan psikologis yaitu terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.
b. Kebutuhan akan Rasa Cinta dan memiliki atau kebutuhan social
Disebut juga dengan “love and belongingnext needs”. Pemenuhan kebutuhan ini cenderung pada terciptanya hubungan social yang harmonis dan kepemilikan.
c. Kebutuhan Harga diri
Disebut juga dengan “self esteem needs”. Setiap manusia membutuhkan pengakuan secara layak atas keberadaannya bagi orang lain. Hak dan martabatnya sebagai manusia tidak dilecehkan oleh orang lain, bilamana terjadi pelecehan harga diri maka setiap orang akan marah atau tersinggung.
d. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Disebut juga “self actualization needs”. Setiap orang memiliki potensi dan itu perlu pengembangan dan pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan bahagia bilamana dapat mewujudkan peran dan tanggungjawab dengan baik.

Menurut Jumbur dan Moh. Surya (1975) ada sembilan jenis kebutuhan manusia, yaitu :
1. Kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang
2. Kebutuhan untuk memperoleh harga diri
3. Kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan posisi
4. Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain
5. Kebutuhan untuk memperoleh kemerdekaan diri
6. Kebutuhan untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
7. Kebutuhan untuk dikenal orang lain
8. Kebutuhan untuk merasa dibutuhkan oleh orang lain
9. Kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompoknya.

Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas

1. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti sembilan bahan makanan pokok / sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.

3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, pda phone, komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke hawaii, apartemen, dan lain sebagainya.

Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat

1. Kebutuhan Jasmani / Kebutuhan Fisik
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Rohani / Kebutuhan Mental
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain.

Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu

1. Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh adalah kebelet pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Masa Depan
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan datang. Contoh yaitu pergi haji, pendidikan tinggi, pahala untuk bekal akherat, membeli mobil toyota yaris terbaru, dan lain sebagainya.


Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjek / Subyek Penggunanya

1. Kebutuhan Individual / Individu / Pribadi
Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang perseorangan secara pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya.

2. Kebutuhan Sosial / Kolektif
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain.

Pengaruh Kebutuhan Yang Tidak Terpenuhi Terhadap Tingkah Laku Remaja

Herdy dan Kugelmann berpendapat bahwa apabila kebutuhan remaja itu tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa atau frustasi. Aturan sekolah yang pilih kasih atau membedakan penerapan aturan itu atas dasar pertimbangan tertentu saja yang tidak adil akan menimbulkan kekecewaan besar bagi siswa. Perasaan konflik dan kecewa dapat dipastikan terjadi pada siswa remaja yang berupaya untuk mencapai dua tujuan yang bertentangan. Misalnya remaja yang berperilaku preman dengan tujuan ditakuti kelompoknya dan sekaligus bersikap terpelajar dengan tujuan dihormati akan menemui kesulitan dalam hidupnya. Begitu juga bagi siswa yang memasuki dua kelompok sebaya yang sangat berbeda perilaku. Remaja itu akan mengalami kebingungan memilih nilai atau filsafat hidup yang akan dianutnya. Seringkali standar moral seseorang telah terbentuk sejak masa kecil bertentangan dengan pola tingkah laku guru atau teman sebaya disekolah setelah ia remaja. Sejak dari kecil ia telah diajar bahwa berbicara kasar, merokok, menghardik, dan mencaci maki itu pebuatan yang salah, namun disekolah atau setelah ia remaja, seolah-olah dituntut teman sebaya untuk melakukan perbuataan tersebut, karena itulah yang dianggap benar. Situasi seperti itu menimbulkan konflik dan perasaan bersalah yang berlebihan sehingga dapat menjadikan minat belajar siswa menurun.

Blair & Stewar (1964), mengemukakan bahwa siswa remaja yang kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi dapat melakukan tingkah laku mempertahankan diri seperti tingkah laku agresif, kompensasi, identifikasi, rasionalisasi, proyeksi, pembentukan reaksi, egosentris, menarik diri, dan gangguan pertumbuhan fisik. Implikasinya dalam bidanh akademis, guru tidak patut memberikan nilai rendah kepada siswanya. Guru baru memberi nilai jika siswanya benar-benar telah menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran siswa haruslah melayani perbedaan individual siswa remaja.

Usaha-Usaha Yang Dapat Dilakukan Guru Untuk Memenuhi Kebutuhan Remaja

Lingkungan keluarga dan guru / sekolah mempunyai peranan penting dalam mengarahkan sikap dan perilaku untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, pihak-pihak tersebut perlu melakukan berbagai usaha membantu memenuhi kebutuhan remaja, agar tidak menimbulkan kesulitan atau berbagai permasalahan bagi siswa.
Usaha yang dapat dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan remaja :

1. Meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, melalui ceramah keagamaan dan kegiatan kerohanian lainnya.
2. Memberikan bimbingan kepada remaja / siswa untuk mencapai cita-citanya dengan penuh kasih sayang, sehingga dapat menimbulkan citra positif.
3. Memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, untuk dapat dijadikan sebagai model bagi remaja sesuai dengan peran jenis kelaminnya masing-masing.
4. Menyesuaikan fasilitas yang memadai untuk membantu remaja mengembangkan potensinya kearah positif dan bermanfaat bagi remaja itu sendiri dalam hidupnya.
5. Menghargai dan memperlakukan remaja sebagi individu yang sedang berkembang menuju kedewasaannya.
6. Membantu remaja mengatasi problem yang sedang dialami, agar tidak menimbulkan dampak negatif dalam kehidupannya.
7. Mengikutsertakan remaja dalam mengatasi maslah (keluarga, sekolah) yang memerlukan pemecahan masalah.
8. Sekolah perlu menyediakan sarana / fasilitas dan program kegiatan yang dapat berfungsi sebagai wahana untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
9. Sekolah perlu melakukan berbagai kegiatan kelompok sebagai wahana untuk mengembangkan sifat kebersamaan dan memenuhi kebutuhan diikutsertakannya dalam kelompok.
10. Membimbing dan memberi kesempatan untuk berprestasi melakukan berbagai kegiatan ko-kurikuler maupun ekstrakurikuler


Sumber :

1. Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Angkasa Raya
2. Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP