Blogger Widgets

Selasa, 08 Maret 2016

PENYIMPANGAN SEKSUAL



1.     Batasan penyimpangan seksual
Seringkali dalam masyarakat terdapat pengetahuan kalau perilaku seks, khususnya yang tidak sesuai dengan norma agama, norma hukum, atau norma susila, yang dilakukan oleh remaja, dikatakan sebagai penyimpangan atau kelainan seksual, tapi secara psikologi pengertian itu tidak selamanya benar. Karena pengertian secara luas tingkah laku seksual itu sendiri, adalah segala perilaku yang didasari oleh dorongan seks. Ada dua jenis perilaku seks, yaitu perilaku yang dilakukan sendiri, seperti masturbasi, fantasi seksual, membaca/ melihat bacaan porno, dll serta perilaku seksual yang dilakukan dengan orang lain, seperti berpegangan tangan, berciuman, petting/ bercumbu berat hingga berhubungan intim.
Dalam tinjauan psikologis proses tingkah laku yang lazim terdiri dari menyukai orang lain, timbulnya gairah, diikuti dengan tercapainya puncak kepuasan seksual atau orgasme dan diakhiri dengan tahap pemulihan (resolusi). Di dalam perkawinan, semua proses hubungan seks akan terpenuhi, sehingga tidak diragukan lagi kenormalannya berdasarkan norma psikologi. Bahkan masturbasi (onani) dan mimpi basah juga memenuhi semua proses untuk sampai pada puncak kepuasan seksual. Semua proses ini bukanlah merupakan kelainan atau penyimpangan.Pada usia remaja masih terbatas sekali kesempatan (atau bahkan belum ada) untuk mendapatkan pasangan atau penyaluran untuk bertingkah laku seksual atau melakukan hubungan seks untuk mendapatkan kepuasan.
Jadi sebagai pernyaluran hasrat seksual mereka, remaja melakukan masturbasi, dan memang jika terlalu lama tidak mengalami orgasme, remaja itu secara alamiah akan mengalami mimpi basah. Jadi masturbasi dan mimpi basah masih dipandang sebagai perilaku normal dari tinjauan psikologis. Begitu pula, aktivitas-aktivitas seksual remaja lainnya yang termasuk prasenggama seperti, berciuman, bergandengan tangan, dalam aktivitas berpacaran , adalah normal menurut kriteria psikologi. Normal dalam arti bahwa hal tersebut adalah proses alamiah yang akan dialami oleh setiap manusia sebagai mahluk seksual yang memiliki libido atau dorongan seksual. Pengertian normal secara psikologi tidak sama dengan normal dalam ukuran norma (agama, sosial, dan budaya).

2.     Bentuk-bentuk penyimpangan seksual
Ø  Homoseksual
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang memprihatinkan disini adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan peningkatan risiko AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran Amerika (JAMA tahun 2000), kaum homoseksual yang “mencari” pasangannya melalui internet, terpapar risiko penyakit menular seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
Ø  Sadomasokisme
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual.
Ø  Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.
Ø  Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual. Yang jelas, para penderita perilaku seksual menyimpang sering membutuhkan bimbingan atau konseling kejiwaan, disamping dukungan orang-orang terdekatnya agar dapat membantu mengatasi keadaan mereka.
Ø  Fetishisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. Sehingga, orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut.
Ø  Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil
Pedofil adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur.
Ø  Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.
Ø  Incest
Incest adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengna anak cowok.
Ø  Necrophilia/Necrofil
Necrofil adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang mati.
Ø  Zoophilia
Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan.
Ø  Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.
Ø  Frotteurisme/Frotteuris
Frotteuris adalah suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.
Ø  Gerontopilia
Gerontopilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian banyak gangguan seksual seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme, masochisme, pedopilia, brestilia, homoseksual, fetisisme, frotteurisme, dan lain sebagainya. Keluhan awalnya adalah merasa impoten bila menghadapi istri/suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
3.     Faktor-faktor penyebab penyimpangan seksual
Perilaku seksual merupakan hasil interaksi antara kepribadian dengan lingkungan sekitarnya. Berikut beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prilaku seksual:
a.       Perspektif biologis
Yaitu perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal. Pada masa ini rawan terjadinya penyimpangan seksual
b.      Pengaruh orangtua
Pengaruh ini terjadi biasanya kurangnya komunikasi antara orangtua dengan remaja dalam masalah seputar seksual yang akhirnya dapat memperkuat munculnya perilaku penyimpangan seksual (Oom, 1981).
c.      Pengaruh teman sebaya
d.      Perspektif akademik
e.      Perspektif akamik
f.      Perspektif sosial kognitif.
Faktornya yang lain adalah:
Faktor herediter(bawaan atau turunan), sosial/ lingkungan (dari pergaulan atau bahkan ikut-ikutan. Faktor trauma pada masa kecil, faktor yang trauma karena pernah diperkosa(oleh seorang gay atau lesbian dewasa tentunya) terutama terjadi dimasa kanak-kanak,dan kemudian si anak korban perkosaan tersebut tidak mendapatkan pertolongan dari ahli seperti psikolog atau psikiater. Atau homoseksualitas dapat terbentuk karena trauma pada masa kecil pernah melihat salah satu orang tuanya disiksa atau anak tersebut disakiti secara fisik oleh orangtuanya atau pernah mengalami kekecewaan (misalnya dikhianati atau ditinggalin sama pacar), sehingga anak atau orang tersebut tumbuh dalam kebencian kepada salah satu orang tuanya atau lawan jenis tersebut, karena anak tersebut merasa nggak bisa membela maka ia terus merasakan kebencian itu yang akhirnya mempengaruhi dia dalam membuat seseorang yang jahat dsb, maka setelah dewasa ia .merasa lebih nyaman atau lebih terlindungi oleh cewek sampai akhirnya muncul rasa sayang, cinta dsb layaknya perasaan cowok ke cewek normal yang saling menyukai.
Faktor terbesar penyebab Homoseks, Dari sekian banyak faktor penyebab Homo seksualitas, faktor sosial atau pergaulan merupakan faktor terbesar yang menjadi penyebab homoseksual, sekali pernah merasakan hubungan seksual (seperti sodomi misalnya), terus jadi ketularan walaupun nggak sepenuhnya.


4.     Akibat penyimpangan seksual
  • si penderita terkadang dikucilkan oleh masyarakat dan lingkungan tempat mereka tinggal
  • penyakit kelamin yang dapat timbul bagi penderita penyimpangan seksual
  • tidak munculnya perasaan normal layaknya orang yang mampu mengemukakan sifat yang penuh kasih sayang dan cinta kepada lawan jenisnya
  • akan dibenci oleh temen dan lingkungan
  • dapat merugikan orang lain(korban) dari penyimpangan seksual tersebut
  • tingkah laku penyimpangan seksual dibenci oleh allah
  • dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, tidak dapat menikmati seks secara normal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar