PEMBAHASAN
- Pengertian
Kurikulum
1.
Menurut istilah
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin,
yakni curriculai yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Pada waktu itu, perngertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus
ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh
suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada
hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang
berupa rencana pelajaran, sebagai halnya seorang pelari telah menempuh suatu
jarak antara suatu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finis. Dengan
kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk
mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai olehperoleh dari suatu
ijazah tertentu.
2.
Menurut UU SISDIKNAS NO
20 Tahun 2003
kurikulum
adalah “Seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”.
3.
Menurut beberapa ahli
a.
Rusman (2012) kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, dan bahan pelajaran
serta carra yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
b.
S Nasution (2011)
kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai
tujuan pendidikan.
c.
Zais (dalam Rino Rusdi,
2012) menekankan kurikulum sebagai rencana-rencana pendidikan bagi peserta
didik yang berisikan sejumlah materi atau bahan ajar yang harus dikuasai oleh
peserta didik. Kurikulum sebagai rencana yang terprogram, diwujudkan dalam
bentuk dokumen tertulis sehingga akan menjadi jelas dan sistematis setiap
tahapan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan kurikulum itu.
d.
Wina Sanjaya (2011:
9-10) kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan
yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan
siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari
dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
e.
Oliva (dalam Muhaimin,
2010: 3) yang mendefenisikan kurikulum sebagai rencana atau program yang
menyangkut semua pengalaman yang dihayati pesert didik di bawah pengarahan
sekolah atau perguruan tinggi.
f.
Syafrudin Nurdin (2005)
kurikulum diartikan sebagai aktifitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam
rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan.
- Fungsi Kurikulum
fungsi kurikulum dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1.
Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan
pendidikan
Bahwa
kurikulum sekolah pada dasarnya adalah sebagai alat untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Salah satu tindakan yang mungkin
diambil adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunaakan oleh suatu
sekolah.
2.
Fungsi kurikulum bagi perkembangan siswa
Sebagai
organisasi belajar yang tersusun dengan cermmat, kuurikulum selalu disiapkan
dan dirancang bagi siswa sebagai salah satu aspek yang akan dikonsumsi siswa
dari berbagai materi yang diajarkan kepada mereka, diharapkan siswa akan
mendapatkan pengalaman baru dalam proses dan hasil belajarnya. Pengalaman
belajar ini lah yang selanjutnya akan dapat dipergunakan bagi pengembangan
potensi mereka dikemudian hari.
3.
Fungsi kurikulum bagi para pendidik
Bagi
guru atau pendidik, kurikulum memegang peran penting yang berfungsi sebagai:
a.
Pedoman kerja dalam mmenyusun dan mengorganisir
pengalaman belajar siswa.
b.
Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap
tingkata perkembangan siswa dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan
sebagai pengalaman bagi mereka.
c.
Pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan
pembelajaran.
d.
Fungsi kurikulum bagi pimpinan dan pembina
sekolah
Fungsi
kurikulum bagi pimpinan dan pembina sekolah adalah :
a.
Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi
supervisi, yakni memperbaiki situasi belajar agar lebih kondusif.
b.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi
supervisi, dalam menciptakan situasi belajar yang menunjang situasi belajar
siswa kearah yang lebih baik.
c.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi
supervisi dalam memberikan bantuan kepada para guru dalam menjalankan tugas
kependidikan mereka.
d.
Sebagi aseorang administrator maka kurikulum
dapat dijadikan pedomman dalam mengembangkan kurikulum pada tahap selanjutnya.
e.
Sebagai acuan bagi pelaksanaan evaluasi agar
proses belajar-mengajar dapat lebih baik.
4.
Fungsi kurikulum bagi orang tua siswa
Kurikulum
memiliki fungsi yang amat besar bagi oarang tua siswa, yakni agar mereka
dapat berperan serta dalam membantu sekolah melakukan pembinaan terhadap
putra-putri mereka dengan mengacu pada kurikulum sekolah dimana anak-anak
mereka dibina, maka oarang tua dapat memantau perkembangan informasi yang
diserap anak-anak mereka.
5.
Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat atas
Kurikulum
pada tingkat sekolah yang lebih rendah akan sangat berkaitan dengan upaya
perancangan kurikulum pada tingkat pendidikan selanjutnya. Ada dua fungsi yang
dapat dikemukakan sebagai keterkaitan antara kurikulum tingkat atas dan tingkat
dibawahnya.
a.
Sebagai pemeliharaan keseimbangan proses
pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum yang digunakan oleh suatu sekolah
tertentu, sekolah pada tingkat yang lebih tingggi dapat mengadakan penyesuaian
dalam perancangan kurikulumnya bila sebagian kurikulum sekolah tersebut telah
diajarkan pada sekolah yang berada dibawahnya, maka sekolah dapat meninjau
kembali perlu atau tidaknya bagian dari kurikulum tersebbut untuk
dilanjutkan.
b.
Penyiapan tenaga guru. Apabila suatu sekolah
berfungsi menyiapkan tenaga guru untuk mengajar pada tingkat sekolah
dibawahnya, maka amat perlu sekolah mengetahui kurikulum yang diajarkan
disekolah tingkat dibawahnya.
6.
Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Masyarakat
dapat mengacu pada kurikulum yang ditetapkan lembaga pendidikan, untuk
memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang
membutuhkan kerja sama dengan pihak masyarakat. Masyarakata dapat memberikan
kritik dan saran yang konstrutif dalam penyempurnaan program pendidikan
disekolah agar llebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan kerja
- Proses
Administrasi Kurikulum
Ada beberapa proses administrasi kurikulum
sebagai berikut :
1.
Perencanaan Kurikulum
Di
dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab untuk
menentukan: Harus bagaimana bentuk kurikulum itu. Siapa yang merencanakan dan
bilamana. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa perencanaan kurikulum adalah
pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena itu dikerjakan oleh para ahli
atau “expert” dalam bidang perencanaan kurikulum. Menurut pendapat ini
kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya. seringkali secara terperinci
mengenai situasi belajar, dan semua murid di semua sekolah tingkat tertentu
mempunyai kurikulum yang kira-kira seragam, Mengenai
perencanaan dimuka atau “Pre-Planning” terdapat perbedaan pendapat dalam hal
sejauh mana perencanaan dimuka dapat dilakukan. Ada beberapa ahli yang
mengemukakan pendiriannya, bahwa tidak ada aspek-aspek kurikulum yang harus
direncana jauh sebelum situasi belajar berlangsung. Untuk penjelasan singkat,
pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Kurikulum seharusnya direncanakan di muka
secara terperinci oleh “experts” dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
b.
Kurikulum direncanakan secara terperinci di
muka oleh panitia yang terdiri dari guru-guru dalam bentuk kumpulan mata
pelajaran.
c.
Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya
yang luas oleh panitia yang terdiri dari guru-guru dalam bentuk pedoman kerja.
perincian dilakukan oleh guru berdasarkan kebutuhan-kebutuhan murid.
d.
Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya
berisi partisipasi dari guru-guru dan tokoh-tokoh masyarakat. perincian
dilakukan oleh perencanaan bersama guru murid.
e.
Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid
pada waktu akan belajar, tanpa perencanaan jauh dimuka.
2.
Pelaksanaan Kurikulum
Sebelum
kurikulum benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah masalah penyesuaian
program pengajaran terhadap perbedaan-perbedaan di antara anak-anak. Jawaban
terhadap persoalan ini macam-macam. Kurikulum yangn berorientasikan kumpulan
mata pelajaran berasal dari zaman sebelum ada pengetahuan tentang
perbedaan-pebedaan individu dan kemapuan pada murid. Pada waktu itu orang
menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah jiwa) dapat menguasai semua
mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka
rajin belajar.
Pada
umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam kemampuannya
untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada
perbedaan-perbedaan individual ini. Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat
mengenai persoalan bagaimana hal ini harus dilaksanakan.
1)
konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di
muka harus dikuasai oleh semua murid menurut kecepatan yang telah diatur
sebelumnya. Masalahnya ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai
kecepatan belajar yang berbeda-beda pada “realitas” ini.
2)
bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut
kemampuannya dengan tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan
kemampuan dalam tiap kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis program
pengajaran.
3)
menciptakan jenis kurikulum berdasarkan
pengalaman yang dipusatkan kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan
kepada kelompok-kelompok tesebut dalam pendapat kedua untuk bekerja sama
memecahkan masalah bersama, yang menarik perhatian bersama. Hal ini menunjukkan
tiap anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut taraf perkembangan
masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih menunjang usaha
bersama kelompok.
3. Pengawasaan
/ Pengembangan Kurikulum
Dalam
Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni Pengembangan Pedoman Kurikulum dan
Pengembangan Pedoman Instruksional.
a.
Pedoman Kurikuklum, meliputi:
·
Latar belakang
yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang
menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur organisasi
bahan pelajaran.
·
Silabus yang
berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni Scope (ruang
lingkup) dan Sequence-nya (urutan pengajiannya).
·
Desain evaluasi
termasuk strategis revisi atau perbaikan kurikulum mengenai: Bahan pelajaran
(Scope dan Sequence) Organisasi bahan dan strategi intruksionalnya
b.
pedoman instruksional
Pedoman
Instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman
kurikulum agar lebis spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya
sebagai pelajaran dalam kelas. dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar
bersumber dari pedoman kurikulum.
4.
Evaluasi Kurikulum
a.
Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
kurikulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di antaranya ialah :
1)
Mengetahui hingga manakah siswa mencapai
kemajuan kearah tujuan yang telah ditentukan.
2)
Melalui efektivitas kurikulum.
3)
Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat
keberhasilan kurikulum.
Sering
kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis. Jika
evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti
seluruhnya, akan tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta
disesuaikan dengan perkembangan zaman.
b.
Desain Evaluasi
Desain
evaluasi menguraikan tentang (1) Data yang harus dikumpulkan, (2) analisis data
untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas kurikulum.
- Peran
Guru Dalam Administrasi Kurikulum
Di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru
adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok,
dengan demikian guru dan kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum
dilaksanakan. Dalam proses pengembangan
kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas. mencatat peran guru sebagai:
1.
Implementers
Guru
berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam melaksanakan
perannya guru hanya menerima kebijakan perumus kurikulum. Guru tidak memiliki
ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan target kurikulum.
Pada fase implementator kurikulum, peran guru dalam pengembangan kurikulum
sebatas hanya menjalankan kurikulum yang telah disusun (sebelum reformasi
pendidikan).
2.
Adapters
Guru
berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai
penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan
daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk menyelesaikan kurikulum
yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.
3.
Developers
Guru
berwewenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan
disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus
dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang
kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik,
visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan
siswa.
4.
Researchers
Peran
guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari
tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan
kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanakan peran sebagai peneliti, guru
memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum.
Senada dengan itu, guru memegang
peranan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum, sebagai berikut:
1.
Pengelolaan
administratif
2.
Pengelolaan konseling
dan pengembangan kurikulum
3.
Guru sebagai tenaga
profesi kependidikan
4.
Berpartisipasi dalam
pengembangan kurikulum
5.
Meningkatkan
keberhasilan sistem instruksional
6.
Pendekatan kurikulum
7.
Meningkatkan pemahaman
konsep diri
8.
Memupuk hubungan timbal
balik yang harmonis dengan siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar