Blogger Widgets

Minggu, 03 Mei 2015

Konseling Kesehatan di Rumah Tangga

A.    Pengertian Konseling Kesehatan di Rumah Tangga
Konseling kesehatan merupakan suatu upaya pemberian bantuan yang dilakukan seorang konselor berkaitan dengan kesehatan klien untuk mencapai sehat yaitu kondisi sejahtera, baik secara fisik, mental, maupun sosial yang bermuara pada tercapainya tujuan akhir dari konseling yaitu KES ataupun KES-T.
Sedangkan Rumah Tangga adalah suatu kumpulan dari masyarakat terkecil yang terdiri dari pasangan suami istri, anak-anak, mertua, dan sebagainya. Terwujudnya rumah tanggga yang syah setelah akad nikah atau perkawinan, sesuai dengan ajaran agama dan undang-undang. (Sidi Nazar Bakry, 1993: 26).
Sedangkan konseling keluarga/rumah tangga adalah usaha membantu individu anggota keluarga untuk mengaktualisasikan potensinya atau mengantisipasi masalah yang dialaminya, melalui sistem kehidupan keluarga, dan mengusahakan akan terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri individu yang akan memberi dampak positif pula terhadap anggota keluarga lainnya.
Adapaun pengertian konseling kesehatan rumah tangga adalah suatu upaya pemberian bantuan yang dilakukan seorang konselor berkaitan dengan kesehatan di rumah tangga, yaitu dari pasangan suami istri, anak-anak, mertua, dan sebagainya, untuk mencapai sehat yaitu kondisi sejahtera, baik secara fisik, mental, maupun sosial yang bermuara pada tercapainya tujuan akhir dari konseling yaitu KES ataupun KES-T.
    Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) berdasarkan Permenkes RI Nomor 1190/Menkes/Per/VIII/2010 adalah alat, bahan, atau campuran bahan untuk pemeliharaan dan perawatankesehatan untuk manusia, pengendali kutu hewan peliharaan, rumah tanggadan tempat-tempat umum.
Berbagai produk yang sudah lazim digunakan di rumah tangga Indonesia seperti sediaan untuk mencuci, desinfektan, berbagai macam bahan pembersih, pewangi ruangan, termasuk kelompok produk tersebut. Mengingat keragaman jenis dan luasnya penggunaan produk ini, berbagai senyawa kimia yang terkandung didalamnya berpotensi untuk menimbulkan pemaparan dan risiko keracunan bagi penggunanya, terutama bila tidak memperhatikan aspek keamanan dan aturan pakai.

B.     Pentingnya Konseling Kesehatan di Rumah Tangga
Departemen Konseling Fokus Pada Keluarga memulai pelayanannya pada tahun 1998. Hal ini didasari oleh rasa kepedulian akan permasalahan yang terjadi di tengah - tengah keluarga masa kini. Ditengah himpitan ekonomi yang tengah terjadi di masyarakat luas ditambah tingkat pengangguran yang semakin bertambah setiap tahunnya membuat masyarakat merasa tertekanan untuk mempertahankan kehidupan keluarganya. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan depresi berkepanjangan sehingga banyak yang kurangmenyadari dampak negatif dari depresi tersebut jika tidak segera diatasi. Selain itu mundurnya nilai - nilai moral yang terjadi ditengah masyarakat menyebabkan perubahan budaya secara spontan sehingga menimbulkan banyak sekali masalah - masalah baru di tengah - tengah keluarga.
Perselingkuhan, Perceraian, ekekrasan terhadap anak, kekerasan dalam rumah tangga dan berbagai masalah muncul dalam rumah tangga sehingga menimbulkan ekses negatif dalam membangun relasi baik bagi pasangan suami istri maupun pengaruh terhadap anak. Untuk itulah Konselor Fokus Pada Keluarga memberikan waktunya untuk mendengar, mendampingi dan memeberikan masukan - masukan yang baik yang tentunya diharapkan mempu menjadi solusi bagi setiap permasalahan yang muncul dalam rumah tangga.
Hingga saat ini Departemen Konseling Fokus Pada Keluarga telah menangani lebih dari 16 ribu kasus yang terjadi dalam keluarga baik permasalahan yang terjadai pada anak - anak, remaja, pasangan suami istri hingga orang tua.
Dewasa ini pembangunan di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, serta kesehatan sudah menjadi sebuah hal yang harus diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Melihat kondisi yang demikian sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan saja yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan merupakan tanggung jawab semua masyarakat, termasuk juga konselor. Siapapun masyarakat tersebut secara individu atau berkelompok mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya dengan tenaga kesehatan terhadap upaya menciptakan terwujudnya kesehatan masyarakat itu sendiri.
Keluarga merupakan unit terkecil yang ada di masyarakat. Ini berarti keluarga merupakan kelompok yang secara langsung berhadapan dengan anggota keluarga selama 24 jam penuh. Menurut Mubarok (dalam Sukato, 2011) peran keluarga adalah mampu mengenal masalah kesehatan, mampu membuat keputusan tindakan, mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan rumah, dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

C.    Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, menurut Sukato (2011), keluarga mempunyai peran dan tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:
1.      Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.
2.      Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat. Friedman menyatakan kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan profesional ataupun praktisi lokal (Dukun) dan sangat bergantung pada:
a.       Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?
b.      Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah satu anggota keluarga ?
c.       Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap salah satu anggota keluarganya ?
d.       Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
e.       Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan?
3.      Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tangung jawabnya secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban paling berat yang dirasakan keluarga . Suprajitno (dalam Sukato, 2011) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji :
a.       Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
b.      Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang diperlukan pasien ?
c.       Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi tentang perawatan terhadap pasien)
4.      Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
a.       Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah
b.      Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya.
c.       Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
5.      Menggunakan pelayanan kesehatan
Menurut Effendy (dalam Sukato, 2011), pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun. Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang :
a.       Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga
b.      Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
c.       Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
d.      Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.

Tenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Hambatan yang dapat muncul terutama kamunikasi (Bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas kesehatan. Pengalaman yang kurang menyenangkan dari keluarga ketika berhadapan dengan petugas kesehatan ketika berhadapan dengan petugas kesehatan.
D.    Tujuan Konseling Kesehatan di Rumah Tangga
Tujuan utama dalam konseling kesehatan keluarga (dalam Dunia Ilmu, 2012) adalah:
1.      Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
2.      Tujuan Khusus
a.       Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b.      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c.       Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
d.      Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggita keluarga yang sakit dan dalam megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
e.       Meningkatkan produktifitas kelaurga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hdup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu :
1.  Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2.      Memberi bayi ASI eksklusif
3.      Menimbang bayi dan balita
4.      Menggunakan air bersih
5.      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6.      Menggunakan jamban sehat
7.      Memberantas jentik di rumah
8.      Makan buah dan sayur setiap hari.
9.      Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10.  Tidak merokok di dalam rumah
E.     Manfaat Konseling Kesehatan di Rumah Tangga
a)      Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b)      Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c)      Anggota keluarga giat bekerja.

d)     Pengeluaran biaya rumah tangga ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar