A.
Pengertian
Konseling Kesehatan di Rumah Tangga
Konseling
kesehatan merupakan suatu
upaya pemberian bantuan yang dilakukan seorang konselor berkaitan dengan
kesehatan klien untuk mencapai sehat yaitu kondisi sejahtera, baik secara
fisik, mental, maupun sosial yang bermuara pada tercapainya tujuan akhir dari
konseling yaitu KES ataupun KES-T.
Sedangkan
Rumah Tangga adalah suatu kumpulan dari masyarakat terkecil yang terdiri dari
pasangan suami istri, anak-anak, mertua, dan sebagainya. Terwujudnya rumah tanggga
yang syah setelah akad nikah atau perkawinan, sesuai dengan ajaran agama dan
undang-undang. (Sidi Nazar Bakry, 1993: 26).
Sedangkan konseling keluarga/rumah tangga adalah usaha
membantu individu anggota keluarga untuk mengaktualisasikan potensinya atau
mengantisipasi masalah yang dialaminya, melalui sistem kehidupan keluarga, dan
mengusahakan akan terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri individu
yang akan memberi dampak positif pula terhadap anggota keluarga lainnya.
Adapaun
pengertian konseling kesehatan rumah tangga adalah suatu upaya pemberian
bantuan yang dilakukan seorang konselor berkaitan dengan kesehatan di rumah
tangga, yaitu dari pasangan suami istri, anak-anak, mertua, dan sebagainya, untuk
mencapai sehat yaitu kondisi sejahtera, baik secara fisik, mental, maupun
sosial yang bermuara pada tercapainya tujuan akhir dari konseling yaitu KES
ataupun KES-T.
Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) berdasarkan Permenkes RI Nomor
1190/Menkes/Per/VIII/2010 adalah alat, bahan, atau campuran bahan untuk
pemeliharaan dan perawatankesehatan untuk manusia, pengendali kutu hewan
peliharaan, rumah tanggadan tempat-tempat umum.
Berbagai produk yang sudah lazim digunakan di rumah
tangga Indonesia seperti sediaan untuk mencuci, desinfektan, berbagai macam
bahan pembersih, pewangi ruangan, termasuk kelompok produk tersebut. Mengingat
keragaman jenis dan luasnya penggunaan produk ini, berbagai senyawa kimia yang
terkandung didalamnya berpotensi untuk menimbulkan pemaparan dan risiko
keracunan bagi penggunanya, terutama bila tidak memperhatikan aspek keamanan
dan aturan pakai.
B.
Pentingnya
Konseling Kesehatan di Rumah Tangga
Departemen Konseling Fokus Pada Keluarga memulai
pelayanannya pada tahun 1998. Hal ini didasari oleh rasa kepedulian akan
permasalahan yang terjadi di tengah - tengah keluarga masa kini. Ditengah
himpitan ekonomi
yang tengah terjadi di masyarakat luas ditambah tingkat pengangguran yang
semakin bertambah setiap tahunnya membuat masyarakat merasa tertekanan untuk
mempertahankan kehidupan keluarganya. Kondisi seperti ini tidak jarang
menimbulkan depresi berkepanjangan sehingga banyak yang kurangmenyadari dampak
negatif dari depresi tersebut jika tidak segera diatasi. Selain itu mundurnya
nilai - nilai moral yang terjadi ditengah masyarakat menyebabkan perubahan
budaya secara spontan sehingga menimbulkan banyak sekali masalah - masalah baru
di tengah - tengah keluarga.
Perselingkuhan, Perceraian, ekekrasan terhadap anak,
kekerasan dalam rumah tangga dan berbagai masalah muncul dalam rumah tangga
sehingga menimbulkan ekses negatif dalam membangun relasi baik bagi pasangan
suami istri maupun pengaruh terhadap anak. Untuk itulah Konselor Fokus Pada
Keluarga memberikan waktunya untuk mendengar, mendampingi dan memeberikan
masukan - masukan yang baik yang tentunya diharapkan mempu menjadi solusi bagi
setiap permasalahan yang muncul dalam rumah tangga.
Hingga saat ini Departemen Konseling Fokus Pada
Keluarga telah menangani lebih dari 16 ribu kasus yang terjadi dalam keluarga
baik permasalahan yang terjadai pada anak - anak, remaja, pasangan suami istri
hingga orang tua.
Dewasa ini
pembangunan di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan yang begitu pesat,
serta kesehatan sudah menjadi sebuah hal yang harus diutamakan dibandingkan
dengan kebutuhan lainnya. Melihat kondisi yang demikian sudah seharusnya bukan
hanya tenaga kesehatan saja yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi
kesehatan merupakan tanggung jawab semua masyarakat, termasuk juga konselor. Siapapun
masyarakat tersebut secara individu atau berkelompok mempunyai tanggung jawab
yang sama besarnya dengan tenaga kesehatan terhadap upaya menciptakan
terwujudnya kesehatan masyarakat itu sendiri.
Keluarga
merupakan unit terkecil yang ada di masyarakat. Ini berarti keluarga merupakan
kelompok yang secara langsung berhadapan dengan anggota keluarga selama 24 jam
penuh. Menurut Mubarok (dalam Sukato, 2011) peran keluarga adalah mampu mengenal
masalah kesehatan, mampu membuat keputusan tindakan, mampu melakukan perawatan
pada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan rumah, dan
mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
C.
Tugas-tugas
Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, menurut Sukato (2011), keluarga mempunyai peran dan tugas di bidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:
1. Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak
berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang
dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota
keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau
pengambil keputusan dalam keluarga. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga
haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.
2. Memutuskan
tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat. Friedman menyatakan
kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan profesional
ataupun praktisi lokal (Dukun) dan sangat bergantung pada:
a.
Apakah masalah dirasakan oleh keluarga
?
b. Apakah kepala
keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah satu anggota
keluarga ?
c. Apakah kepala
keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap salah satu anggota
keluarganya ?
d. Apakah kepala keluarga percaya terhadap
petugas kesehatan?
e. Apakah keluarga
mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan?
3. Memberikan
perawatan terhadap keluarga yang sakit
Beberapa
keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tangung jawabnya
secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban paling berat
yang dirasakan keluarga . Suprajitno (dalam Sukato, 2011) menyatakan
bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan
keluarga. Dirumah keluarga memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan
pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji :
a.
Apakah keluarga aktif dalam ikut
merawat pasien?
b. Bagaimana
keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang diperlukan
pasien ?
c. Bagaimana sikap
keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi tentang perawatan terhadap
pasien)
4. Memodifikasi
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
a. Pengetahuan
keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah
b. Pengetahuan
tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya.
c. Kebersamaan
dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
5.
Menggunakan pelayanan kesehatan
Menurut Effendy (dalam Sukato, 2011),
pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga yang sakit jarang dibawa ke
puskesmas tapi ke mantri atau dukun. Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang :
a.
Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat
dijangkau keluarga
b.
Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
c.
Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
d.
Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.
Tenaga kesehatan dapat menjadi
hambatan dalam usaha keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Hambatan yang
dapat muncul terutama kamunikasi (Bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas
kesehatan. Pengalaman yang kurang menyenangkan dari keluarga ketika berhadapan
dengan petugas kesehatan ketika berhadapan dengan petugas kesehatan.
D.
Tujuan
Konseling Kesehatan di Rumah Tangga
Tujuan utama dalam konseling
kesehatan keluarga (dalam Dunia Ilmu, 2012) adalah:
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan
keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehigga dapat meningkatkan
status kesehatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga
dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga
dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggita keluarga yang sakit dan
dalam megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
e. Meningkatkan produktifitas kelaurga
dalam meningkatkan mutu hidupnya.
PHBS
di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hdup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
Rumah
Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu :
1. Persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi
bayi ASI eksklusif
3. Menimbang
bayi dan balita
4. Menggunakan
air bersih
5. Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan
jamban sehat
7. Memberantas
jentik di rumah
8. Makan
buah dan sayur setiap hari.
9. Melakukan
aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak
merokok di dalam rumah
E.
Manfaat Konseling Kesehatan di Rumah Tangga
a) Setiap
anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b) Anak
tumbuh sehat dan cerdas.
c) Anggota
keluarga giat bekerja.
d) Pengeluaran
biaya rumah tangga ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal
usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar