Blogger Widgets

Minggu, 17 Mei 2015

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP KONSELING KESEHATAN DAN KONSELING KESEHATAN KLIEN DISEKOLAH


A.    Pengertian konseling kesehatan
Konseling kesehatan mental adalah profesi yang khusus, karena kurikulumnya mencakup psikodiagnosis, psikopatologi, dan rencana perawatan. Afiliasi kolaboratifnya dengan ACA (American Counseling Association).
Dewasa ini, konseling kesehatan mental adalah profesi tingkat pascasarjana yang khususnya berorientasi ke praktik. Program ini berbagi batasan dengan konseling professional dari sudut pandang konseptual dan filosofi, yang lebih bersifat pendidikan-perkembangan-preventif, daripada pengobatan klinis.
Pengertian konseling kesehatan mental tidak bisa dilepaskan daripada pengertian kesehatan mental itu sendiri. Salah satu definisi kesehatan mental, Surgeon General of United States (ahli bedah umum Amerika Serikat) mendefinisikan kesehatan mental sebagai berikut:
Kinerja fungsi mental yang sukses, yang menghasilkan aktivitas produktif, hubungan dengan orang lain yang memuaskan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan dan menangani kesulitan; dari sejak masa kanak-kanak sampai kehidupan berikutnya, kesehatan mental adalah modal untuk berpikir dan keahlian komunikasi, pembelajaran, pertumbuhan emosi, fleksibilitas, dan percaya diri.
Konseling kesehatan adalah proses bantuan psikologis yang diberikan oleh konselor kepada konseli baik secara individu maupun kelompok untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan baik secara fisik maupun psikis agar konseli bisa beradaptasi dengan lingkungannya dan bisa menata hidupnya lebih baik.
KONSELOR KESEHATAN MENTAL
Konseling kesehatan mental dibentuk pada tahun 1970-an. Konseling ini dibangun terutama karena inisiatif legislatif, khususnya Community Mental Health Centers Act 1963, yang mendorong didirikannya pusat kesehatan mental secara nasional. Para konselor tingkat master adalah penggagas utama dibalik pendirian American Mental Health Conselors Association (AMHCA).
Melalui AMHCA, mereka berafiliasi dengan American Counseling Association. Kekhususan mereka dalam konseling kesehatan mental mendapat akreditasi tingkat master oleh CACREP.

Sebagai kelompok, konselor kesehatan mental bekerja dalam berbagai lingkungan, termasuk pusat kesehatan mental, lembaga komunitas, rumah sakit psikiatris, organisasi yang menangani kesehatan mental, pusat geriatis, badan pengendali krisis, dan klinik bimbingan anak.
Beberapa konselor kesehatan mental adalah praktisi pribadi. Mereka member konseling pada berbagai kelompok klien, termasuk program bantuan korban pemerkosaan, keluarga yang depresi, orang-orang yang berpotensi atau cenderung untuk bunuh diri, dan mereka yang menderita kelainan yang sudah terdiagnosis. Konselor kesehatan mental bekerja sama dengan tenaga lainnya, seperti psikiater, psikolog, pekerja social, perawat dan bagian psikiatri, dan ahli-ahli konseling lainnya serta menjadi bagian dari tim.
Konselor kesehatan mental sangat penting memahami psikopatologi, mempunyai keahlian khusus yang berkaitan dengan kebutuhan dan minat dari populasi atau masalah tertentu. Tugas utama konselor kesehatan mental adalah menilai dan menganalisis latar belakang dan informasi terkini mengenai klien, mendiagnosis kondisi mental dan emosional, mengeksplorasi solusi yangbisa dilakukan, dan mengembangkan rencana perawatan. Aktivitas preventif dalam kesehatan mental dan fisik juga sangat penting. Mereka menaruh perhatian pada perkembangan professional yang berhubungan dengan bidang konseling terapan seperti konseling perkawinan dan keluarga, penyalahgunaan obat/ketergantungan bahan kimia, dan konseling kelompok kecil.

B.     Ruang Lingkup Konseling
1.      Konseling Vokasional/Karier
Konseling vokasional dapat pula disebut dengan konseling karier atau employment counseling. Konseling ini selain berkaitan dengan usaha membantu dalam penempatan tenaga kerja juga membantu klien yang memiliki masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya dalam hubungan dengan pejabat di atasnya, dan penyesuaian dengan pekerjaan baru. Konseling vokasional ini menduduki fungsi yang sangat penting dalam rekrutmen dan penempatan tenaga kerja sebuah perusahaan atau departemen. Departemen Tenaga Kerja Amerika juga menggunakan konseling vokasional untuk menempatkan para veteran Perang Dunia II pada bidang-bidang yang lebih tepat. Di masyarakat industri, konseling vokasional ini semakin dibutuhkan baik bagi industri untuk peningkatan usaha-usahanya dan bagi pekerja untuk peningkatan penyesuaian kerja dan prestasi kerja.
2.      Konseling Keluarga dan Perkawinan
Konseling yang berkenaan dengan masalah-masalah keluarga, meliputi hubungan antar anggota keluarga (ayah, ibu, anak), peranan dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Hidup berkeluarga berarti melakukan penyesuaian baru, terutama yang berhubungan dengan tanggung jawab sebagai suami istri. Dalam banyak hal, membangun keluarga tidak semudah yang dibayangkan oleh para remaja. Banyak situasi yang harus diselesaikan dengan cara yang amat rumit termasuk perceraian.Konseling perkawinan dan keluarga bermaksud membantu menyelesaikan masalah-masalah psikologis yang dihadapi kedua belah pasangan, sehingga dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga mereka lebih dapat diterima kedua belah pihak dan dapat membangun keluarga secara lebih baik.
3.      Konseling Agama
Konseling agama (religion counseling) digunakan untuk membantu klien yang mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan agama, misalnya keragu-raguan akan nilai-nilai agama, kebimbangan dalam mengikuti aliran-aliran keagamaan, terjadinya konflik keyakinan keagamaan dengan pola pemikiran dan sebagainya. Konseling agama biasanya dilakukan terhadap klien yang seagama dengan konselor, dan diselenggarakan untuk membantu orang-orang yang bermasalah keagamaan.
4.      Konseling Rehabilitasi
Konseling rehabilitasi merupakan konseling yang dilakukan terhadap orang-orang yang sedang dalam proses rehabilitasi. Rehabilitasi berarti proses mempercepat sosialisasi atau berfungsi secara wajar dari keadaan sebelumnya, misalnya rehabilitasi setelah bertahun-tahun mengalami perawatan medis, rehabilitasi karena menjalankan hukuman, dan sebagainya. Seseorang yang di penjara misalnya membutuhkan pelayanan konseling. Konseling tersebut bermaksud membantu klien agar tidak mengalami masalah-masalah setelah keluar dari penjara (lembaga pemasyarakatan). Sebagian orang yang di penjara mengalami perasaan yang tidak diinginkan, seperti rasa tertekan, malu kepada masyarakat atau cemas tidak diterima oleh lingkungan sosialnya nanti. Konseling rehabilitasi ini juga dimaksudkan membantu klien yang cacat secara fisik, untuk mengembalikan persepsi dan emosi sehingga memandang dirinya secara positif dan dapat berbuat lebih tepat sesuai dengan potensi yang dimiliki.
5.      Konseling Traumatik
Konseling traumatik adalah upaya konselor untuk membantu klien yang mengalami trauma melalui proses hubungan pribadi sehingga klien dapat memahami diri sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha untuk mengatasinya sebaik mungkin.
6.      Konseling Industri
Konseling Industri adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan yang mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk membantu karyawan tersebut agar dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik. Konseling bertujuan untuk memperbaiki kesehatan mental karyawan. Kesehatan mental yang baik berarti bahwa orang-orang merasa nyaman akan mereka sendiri, baik terhadap orang lain, dan sanggup memenuhi kebutuhan hidup. Awal mula dikenalnya konseling karyawan adalah pada tahun 1936 di Western Electronic Company, Chicago. Diyakini bahwa inilah pertama kali perusahaan menggunakan istilah “konseling personalia” bagi pelayanan pembimbingan kwan. Kepuasan kerja karyawan pasti meningkat sebagai hasil dari konseling.

C.    Konseling kesehatan Pendidikan
Pendidikan merupakan institusi pembinaan anak didik yang memiliki latar belakang social budaya dan psikologis yang beraneka ragam. Dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan banyak anak didik yang menghadapi masalah dan sekaligus mengganggu tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Masalah yang dihadapi sangat beraneka ragam, diantaranya masalah pribadi, sosial, ekonomi, agama dan moral, belajar, dan vokasional. Masalah-masalah tersebut seringkali menghambat kelancaran proses belajar, meskipun masalah yang dihadapi tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan akademik. Penyelenggara pendidikan, khususnya tenaga pendidikan bertanggung jawab membina anak didiknya sehingga berhasil sebagaimana yang diharapkan, termasuk mereka yang mengalami masalah.Konseling pada latar pendidikan ini telah banyak dikenal di Indonesia. Di Amerika, klinik konseling juga didirikan di sekolah dan pusat-pusat pendidikan pada awal perkembangan konseling, misalnya di Pennsylvania University pada tahun 1896.
Intervensi untuk meningkatkan kesehatan
Eklektisisme menjelaskan sifat dari konseling kesehatan (Granello, 2000). Sebuah pendekatan kesehatan dalam konseling mensyaratkan bahwa konselor memiliki rangkaian keterampilan yang luas dari berbagai orientasi teoretis. Keterampilan-keterampilan ini sering dilibatkan dalam kesehatan termasuk terapi kognitif, pendidikan, pelatihan keterampilan sosial, pelatihan relaksasi dan manajemen stres, teknik-teknik perubahan perilaku, dan kebiasaan gaya hidup merawat diri (Granello, 2000). Signifikan terhadap konseling kesehatan adalah pengenalan dari The Individual Self Model (Myers & Sweeney, 2004) mengenai kesehatan.
Konselor pertama-tama mendefinisikan kesehatan, menjelaskan model kesehatan, dan menggambarkan bagaimana berbagai perilaku gaya hidup sehat dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Kemudian, para klien diukur baik secara informal maupun formal. Pengukuran secara informal meliputi pengukuran atau pemeriksaan yang sistematis mengenai setiap dimensi kesehatan berdasarkan pada rentang dari kondisi kesehatan yang tidak sehat hingga kondisi sehat tingkat tinggi (Myers, et.,al, 2000). Pengukuran secara formal meliputi penggunaan 5F-Wel. Setelah klien mengidentifikasi berbagai dimensi tersebut klien menginginkan pencapaian yang lebih baik dalam hal kesehatan, konselor dan klien bekerja bersama untuk mengembangkan sebuah rencana kesehatan pribadi yang tertulis untuk berbagai dimensi yang menjadi sasaran. Perencanaan perencanaan ini bersifat pencegahan dan menyediakan sebuah dasar bagi para klien untuk mulai bekerja dalam membuat pilihan-pilihan gaya hidup yang sehat (Granello, 2000).

Merujuk pada pendapat Granello dan Myers, et.,al, berbagai rencana kesehatan sebaiknya hanya menjadikan satu atau dua dimensi kesehatan yang ingin diubah atau ditingkatkan klien sebagai sasaran dari rencana tersebut. Dalam proses penegakan hukum, petugas sering kali mengalami tingkat stres tinggi yang sering kali mengarahkan pada dampak kesehatan yang negatif. Karena para petugas memasuki profesi penegakan hukum, mereka adalah individu sehat; bagaimanapun, pada waktu mereka meninggalkan profesi itu, kesehatan emosional dan fisik mereka serta tingkat keberlanjutan hidup mereka di bawah rata-rata (Sratton, 1984). Karena alasan-alasan ini, kesehatan di antara para petugas penegak hukum adalah penting khususnya di dalam profesi konseling untuk menunjukkan betapa tinggi tingkat terjadinya gangguan dan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup yang berkontribusi pada kerentanan para petugas penegak hukum terhadap kondisi tak sehat dan kematian di usia dini (Colligon, 1995). Berbagai isu kesehatan, respon-respon coping yang adaptif, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit adalah area-area yang secara signifikan berhubungan dengan kesehatan untuk ditunjukkan pada profesi penegak hukum tertentu yang memperlihatkan bahwa polisi adalah satu yang paling rentan terhadap tingkat stres yang tinggi dan pekerjaan yang mengancam kesehatan (Hill & Clawson, 1988).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar