A.
Pengertian
konseling kesehatan
Konseling kesehatan mental adalah
profesi yang khusus, karena kurikulumnya mencakup psikodiagnosis,
psikopatologi, dan rencana perawatan. Afiliasi kolaboratifnya dengan ACA (American
Counseling Association).
Dewasa ini, konseling kesehatan
mental adalah profesi tingkat pascasarjana yang khususnya berorientasi ke
praktik. Program ini berbagi batasan dengan konseling professional dari sudut
pandang konseptual dan filosofi, yang lebih bersifat
pendidikan-perkembangan-preventif, daripada pengobatan klinis.
Pengertian konseling kesehatan
mental tidak bisa dilepaskan daripada pengertian kesehatan mental itu sendiri.
Salah satu definisi kesehatan mental, Surgeon General of United States
(ahli bedah umum Amerika Serikat) mendefinisikan kesehatan mental sebagai
berikut:
Kinerja fungsi mental yang sukses,
yang menghasilkan aktivitas produktif, hubungan dengan orang lain yang
memuaskan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan dan menangani kesulitan;
dari sejak masa kanak-kanak sampai kehidupan berikutnya, kesehatan mental
adalah modal untuk berpikir dan keahlian komunikasi, pembelajaran, pertumbuhan
emosi, fleksibilitas, dan percaya diri.
Konseling kesehatan adalah proses
bantuan psikologis yang diberikan oleh konselor kepada konseli baik secara
individu maupun kelompok untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan baik
secara fisik maupun psikis agar konseli bisa beradaptasi dengan lingkungannya dan
bisa menata hidupnya lebih baik.
KONSELOR
KESEHATAN MENTAL
Konseling kesehatan mental dibentuk
pada tahun 1970-an. Konseling ini dibangun terutama karena inisiatif
legislatif, khususnya Community Mental Health Centers Act 1963, yang
mendorong didirikannya pusat kesehatan mental secara nasional. Para konselor
tingkat master adalah penggagas utama dibalik pendirian American Mental Health
Conselors Association (AMHCA).
Melalui AMHCA, mereka berafiliasi
dengan American Counseling Association. Kekhususan mereka dalam konseling
kesehatan mental mendapat akreditasi tingkat master oleh CACREP.
Sebagai kelompok, konselor kesehatan
mental bekerja dalam berbagai lingkungan, termasuk pusat kesehatan mental,
lembaga komunitas, rumah sakit psikiatris, organisasi yang menangani kesehatan
mental, pusat geriatis, badan pengendali krisis, dan klinik bimbingan anak.
Beberapa konselor kesehatan mental
adalah praktisi pribadi. Mereka member konseling pada berbagai kelompok klien,
termasuk program bantuan korban pemerkosaan, keluarga yang depresi, orang-orang
yang berpotensi atau cenderung untuk bunuh diri, dan mereka yang menderita
kelainan yang sudah terdiagnosis. Konselor kesehatan mental bekerja sama dengan
tenaga lainnya, seperti psikiater, psikolog, pekerja social, perawat dan bagian
psikiatri, dan ahli-ahli konseling lainnya serta menjadi bagian dari tim.
Konselor kesehatan mental sangat
penting memahami psikopatologi, mempunyai keahlian khusus yang berkaitan dengan
kebutuhan dan minat dari populasi atau masalah tertentu. Tugas utama konselor
kesehatan mental adalah menilai dan menganalisis latar belakang dan informasi
terkini mengenai klien, mendiagnosis kondisi mental dan emosional,
mengeksplorasi solusi yangbisa dilakukan, dan mengembangkan rencana perawatan.
Aktivitas preventif dalam kesehatan mental dan fisik juga sangat penting.
Mereka menaruh perhatian pada perkembangan professional yang berhubungan dengan
bidang konseling terapan seperti konseling perkawinan dan keluarga,
penyalahgunaan obat/ketergantungan bahan kimia, dan konseling kelompok kecil.
B.
Ruang Lingkup Konseling
1.
Konseling Vokasional/Karier
Konseling vokasional dapat pula disebut dengan konseling karier
atau employment counseling. Konseling ini selain berkaitan dengan usaha
membantu dalam penempatan tenaga kerja juga membantu klien yang memiliki
masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya dalam hubungan
dengan pejabat di atasnya, dan penyesuaian dengan pekerjaan baru. Konseling
vokasional ini menduduki fungsi yang sangat penting dalam rekrutmen dan
penempatan tenaga kerja sebuah perusahaan atau departemen. Departemen Tenaga
Kerja Amerika juga menggunakan konseling vokasional untuk menempatkan para
veteran Perang Dunia II pada bidang-bidang yang lebih tepat. Di masyarakat
industri, konseling vokasional ini semakin dibutuhkan baik bagi industri untuk
peningkatan usaha-usahanya dan bagi pekerja untuk peningkatan penyesuaian kerja
dan prestasi kerja.
2.
Konseling Keluarga dan
Perkawinan
Konseling yang berkenaan dengan masalah-masalah keluarga, meliputi
hubungan antar anggota keluarga (ayah, ibu, anak), peranan dan tanggung jawab
masing-masing anggota keluarga. Hidup berkeluarga berarti melakukan penyesuaian
baru, terutama yang berhubungan dengan tanggung jawab sebagai suami istri.
Dalam banyak hal, membangun keluarga tidak semudah yang dibayangkan oleh para
remaja. Banyak situasi yang harus diselesaikan dengan cara yang amat rumit
termasuk perceraian.Konseling perkawinan dan keluarga bermaksud membantu
menyelesaikan masalah-masalah psikologis yang dihadapi kedua belah pasangan,
sehingga dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga mereka lebih dapat diterima
kedua belah pihak dan dapat membangun keluarga secara lebih baik.
3.
Konseling Agama
Konseling agama (religion counseling) digunakan untuk membantu
klien yang mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan agama, misalnya
keragu-raguan akan nilai-nilai agama, kebimbangan dalam mengikuti aliran-aliran
keagamaan, terjadinya konflik keyakinan keagamaan dengan pola pemikiran dan
sebagainya. Konseling agama biasanya dilakukan terhadap klien yang seagama
dengan konselor, dan diselenggarakan untuk membantu orang-orang yang bermasalah
keagamaan.
4.
Konseling Rehabilitasi
Konseling rehabilitasi merupakan konseling yang dilakukan terhadap
orang-orang yang sedang dalam proses rehabilitasi. Rehabilitasi berarti proses
mempercepat sosialisasi atau berfungsi secara wajar dari keadaan sebelumnya,
misalnya rehabilitasi setelah bertahun-tahun mengalami perawatan medis,
rehabilitasi karena menjalankan hukuman, dan sebagainya. Seseorang yang di
penjara misalnya membutuhkan pelayanan konseling. Konseling tersebut bermaksud
membantu klien agar tidak mengalami masalah-masalah setelah keluar dari penjara
(lembaga pemasyarakatan). Sebagian orang yang di penjara mengalami perasaan yang
tidak diinginkan, seperti rasa tertekan, malu kepada masyarakat atau cemas
tidak diterima oleh lingkungan sosialnya nanti. Konseling rehabilitasi ini juga
dimaksudkan membantu klien yang cacat secara fisik, untuk mengembalikan
persepsi dan emosi sehingga memandang dirinya secara positif dan dapat berbuat
lebih tepat sesuai dengan potensi yang dimiliki.
5.
Konseling Traumatik
Konseling traumatik adalah upaya konselor untuk membantu klien
yang mengalami trauma melalui proses hubungan pribadi sehingga klien dapat
memahami diri sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha
untuk mengatasinya sebaik mungkin.
6.
Konseling Industri
Konseling Industri adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang
karyawan yang mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk membantu karyawan
tersebut agar dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik. Konseling bertujuan
untuk memperbaiki kesehatan mental karyawan. Kesehatan mental yang baik berarti
bahwa orang-orang merasa nyaman akan mereka sendiri, baik terhadap orang lain,
dan sanggup memenuhi kebutuhan hidup. Awal mula dikenalnya konseling karyawan
adalah pada tahun 1936 di Western Electronic Company, Chicago. Diyakini bahwa
inilah pertama kali perusahaan menggunakan istilah “konseling personalia” bagi
pelayanan pembimbingan kwan. Kepuasan kerja karyawan pasti meningkat sebagai
hasil dari konseling.
C.
Konseling kesehatan Pendidikan
Pendidikan merupakan institusi pembinaan anak didik yang memiliki
latar belakang social budaya dan psikologis yang beraneka ragam. Dalam mencapai
maksud dan tujuan pendidikan banyak anak didik yang menghadapi masalah dan
sekaligus mengganggu tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Masalah yang
dihadapi sangat beraneka ragam, diantaranya masalah pribadi, sosial, ekonomi,
agama dan moral, belajar, dan vokasional. Masalah-masalah tersebut seringkali
menghambat kelancaran proses belajar, meskipun masalah yang dihadapi tidak ada
sangkut pautnya dengan kegiatan akademik. Penyelenggara pendidikan, khususnya
tenaga pendidikan bertanggung jawab membina anak didiknya sehingga berhasil
sebagaimana yang diharapkan, termasuk mereka yang mengalami masalah.Konseling
pada latar pendidikan ini telah banyak dikenal di Indonesia. Di Amerika, klinik
konseling juga didirikan di sekolah dan pusat-pusat pendidikan pada awal
perkembangan konseling, misalnya di Pennsylvania University pada tahun 1896.
Intervensi
untuk meningkatkan kesehatan
Eklektisisme menjelaskan sifat dari konseling
kesehatan (Granello, 2000). Sebuah pendekatan kesehatan dalam konseling
mensyaratkan bahwa konselor memiliki rangkaian keterampilan yang luas dari
berbagai orientasi teoretis. Keterampilan-keterampilan ini sering dilibatkan
dalam kesehatan termasuk terapi kognitif, pendidikan, pelatihan keterampilan sosial,
pelatihan relaksasi dan manajemen stres, teknik-teknik perubahan perilaku, dan kebiasaan
gaya hidup merawat diri (Granello, 2000). Signifikan terhadap konseling
kesehatan adalah pengenalan dari The Individual Self Model (Myers
& Sweeney, 2004) mengenai kesehatan.
Konselor pertama-tama mendefinisikan kesehatan,
menjelaskan model kesehatan, dan menggambarkan bagaimana berbagai perilaku gaya
hidup sehat dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kemudian, para klien diukur baik secara informal maupun formal. Pengukuran
secara informal meliputi pengukuran atau pemeriksaan yang sistematis mengenai
setiap dimensi kesehatan berdasarkan pada rentang dari kondisi kesehatan yang
tidak sehat hingga kondisi sehat tingkat tinggi (Myers, et.,al, 2000).
Pengukuran secara formal meliputi penggunaan 5F-Wel. Setelah klien
mengidentifikasi berbagai dimensi tersebut klien menginginkan pencapaian yang
lebih baik dalam hal kesehatan, konselor dan klien bekerja bersama untuk
mengembangkan sebuah rencana kesehatan pribadi yang tertulis untuk berbagai
dimensi yang menjadi sasaran. Perencanaan perencanaan ini bersifat pencegahan
dan menyediakan sebuah dasar bagi para klien untuk mulai bekerja dalam membuat
pilihan-pilihan gaya hidup yang sehat (Granello, 2000).
Merujuk pada pendapat Granello dan Myers, et.,al,
berbagai rencana kesehatan sebaiknya hanya menjadikan satu atau dua dimensi
kesehatan yang ingin diubah atau ditingkatkan klien sebagai sasaran dari rencana
tersebut. Dalam proses penegakan hukum, petugas sering kali mengalami tingkat
stres tinggi yang sering kali mengarahkan pada dampak kesehatan yang negatif.
Karena para petugas memasuki profesi penegakan hukum, mereka adalah individu
sehat; bagaimanapun, pada waktu mereka meninggalkan profesi itu, kesehatan
emosional dan fisik mereka serta tingkat keberlanjutan hidup mereka di bawah
rata-rata (Sratton, 1984). Karena alasan-alasan ini, kesehatan di antara para
petugas penegak hukum adalah penting khususnya di dalam profesi konseling untuk
menunjukkan betapa tinggi tingkat terjadinya gangguan dan penyakit yang
berhubungan dengan gaya hidup yang berkontribusi pada kerentanan para petugas
penegak hukum terhadap kondisi tak sehat dan kematian di usia dini (Colligon,
1995). Berbagai isu kesehatan, respon-respon coping yang adaptif,
peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit adalah area-area yang secara
signifikan berhubungan dengan kesehatan untuk ditunjukkan pada profesi penegak
hukum tertentu yang memperlihatkan bahwa polisi adalah satu yang paling rentan
terhadap tingkat stres yang tinggi dan pekerjaan yang mengancam kesehatan (Hill
& Clawson, 1988).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar