Blogger Widgets

Senin, 09 November 2015

BK KOMPREHENSIF

Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan sistem kegiatan yang digunakan untuk membantu klien dalam mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin, kadang sikapnya fluktuatif atau tidak stabil. Oleh karena itu, siswa perlu diberikan layanan bimbingan konseling yng komprehensif dalam perkembangannya (Sutirna, 2013).
Uman Suherman (2011) Bimbingan dan konseling komprehensif disusun untuk merefleksikan pendekatan yang menyeluruh bagi dasar penyusunan program, pelaksanaan program, system manajemen dan system pertanggungjawabannya. Selain itu, program bimbingan dan konseling sekolah dirancang untuk menjamin bahwa setiap siswa memiliki hak yang sama untuk memperoleh manfaat program itu.
Bimbingan dan konseling komprehensif mendasarkan  pada lima premis (Sutirna, 2013) yaitu
a.       Bimbingan dan konseling komprehensif bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan.
b.      Bersifat perkembangan.
c.       Program BK komprehensif bersifat building approach, artinya merupakan satu tim yang berkolaborasi antar staf.
d.      Bk komprehensif dikemas dalam perencanaan, desain, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut
e.       Bk komprehensif dikendalikan oleh kepemimpinan sekolah yang memiliki visi, misi yang kuat tentang bimbingan dan konseling.
  1. Tujuan Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat:
a.       merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang;
b.      mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
c.       menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya;
d.      mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkung­an pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
  1. Fungsi Bimbingan dan Konseling Komprehensif
a.       Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
b.      Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisi-pasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
c.       Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang mem-fasilitasi perkembangan siswa.
d.      Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.
e.       Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
f.       Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa).
g.      Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu  individu (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
  1. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut : Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut.
a.       Bimbingan diperuntukhan bagi semua individu (guidance is for all individuals)
b.      Bimbingan bersifat individualisasi Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya)
c.       Bimbingan menekankan hal yang positif.
d.      Bimbingan Merupakan Usaha Bersama.  sekolah. Mereka sebagai team work terlibat dalam proses bimbingan.
e.       Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan.
f.       Bimbingan Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.
  1. Bidang Bimbingan dan Konseling Komprehensif
a.       Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk mem-bantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik.
b.      Bimbingan Sosial-Pribadi
Bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
c.       Bimbingan Karir
Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir
  1. Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen layanan, yaitu: 
a.       layanan dasar bimbingan (guidance curriculum);
b.      layanan responsif,
c.       layanan perencanaan indiviual,
d.      layanan dukungan sistem. Keempat komponen program tersebut dapat digambarkan  sebagai berikut:
1)      Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik  melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
Ruang lingkup yang termasuk dalam layanan dasar bimbingan konseling komprehensif menurut Sutirna (2013) adalah:
a.       Pengembangan keimanan dan ketakwaan
b.      Pengembangan kemampuan individual
c.       Pengembangan sikap dan kebiasaan
d.      Pengembangan perilaku sosial
e.       Pengembangan upaya pencapaian peran sosial
f.       Pengembangan sikap pengembangan diri
g.      Pengembangan sikap dan kemampuan
h.      Pengembangan upaya pencarian hubungan baru
Penggunaan instrumen  asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan. Secara rinci tujuan layanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar:
a.       Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama)
b.      Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya
c.       Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
d.      Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
2)      Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik  yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling krisis, konsultasi dengan orangtua, guru, dan  alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif.
Ruang lingkup layanan responsif terdiri dari empat bidang (Sutirna, 2013) adalah:
a.       Bidang pribadi
·         Ketakwaan kepada tuhan
·         Perolehan sistem nilai
·         Kemandirian emosional
b.      Bidang sosial
·         Berperilaku sosial yang bertanggung jawab
·         Mencapai hubunga yang lebih matang
·         Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga
c.       Bidang akademik
·         Kebiasaan belajar
·         Mengatasi kesulitan belajar
·         Membagi waktu
d.      Bidang karir
·         Cara memilih program studi yang cocok
·         Motivasi untuk mencari informasi
3)      Perencanaan Individual
Layanan ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik  secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik.
4)      Dukungan Sistem
Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.
Strategi yang digunakan dalam dukungan sistem berupa (Sutirna, 2013):
a.       Pengembangan jejaring
b.      Pengembangan konselor
c.       Pemberian layanan
d.      Kegiatan manajemen
e.       Pemanfaatan sumber daya masyarakat

f.       Pengembangan atau penentuan kebijakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar