Bimbingan dan konseling komprehensif
merupakan sistem kegiatan yang digunakan untuk membantu klien dalam
mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin, kadang sikapnya fluktuatif
atau tidak stabil. Oleh karena itu, siswa perlu diberikan layanan bimbingan
konseling yng komprehensif dalam perkembangannya (Sutirna, 2013).
Uman
Suherman (2011) Bimbingan dan konseling komprehensif disusun untuk
merefleksikan pendekatan yang menyeluruh bagi dasar penyusunan program,
pelaksanaan program, system manajemen dan system pertanggungjawabannya. Selain
itu, program bimbingan dan konseling sekolah dirancang untuk menjamin bahwa
setiap siswa memiliki hak yang sama untuk memperoleh manfaat program itu.
Bimbingan
dan konseling komprehensif mendasarkan pada lima premis (Sutirna,
2013) yaitu
a.
Bimbingan dan konseling komprehensif bersifat
kompatibel dengan tujuan pendidikan.
b.
Bersifat perkembangan.
c.
Program BK komprehensif bersifat building approach,
artinya merupakan satu tim yang
berkolaborasi antar staf.
d.
Bk komprehensif dikemas dalam perencanaan, desain,
implementasi, evaluasi dan tindak lanjut
e.
Bk komprehensif dikendalikan oleh kepemimpinan sekolah
yang memiliki visi, misi yang kuat tentang bimbingan dan konseling.
- Tujuan Bimbingan
dan Konseling Komprehensif
Tujuan
pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat:
a. merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang
akan datang;
b. mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
c. menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan
kerjanya;
d. mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
- Fungsi Bimbingan
dan Konseling Komprehensif
a. Pemahaman,
yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
b. Preventif,
yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisi-pasi berbagai masalah yang
mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh
peserta didik.
c. Pengembangan,
yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang mem-fasilitasi perkembangan siswa.
d. Perbaikan
(Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.
e. Penyaluran,
yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya.
f. Adaptasi,
yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau
dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa).
g. Penyesuaian,
yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan,
peraturan sekolah, atau norma agama.
- Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Terdapat
beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi
layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis
tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau
bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah
sebagai berikut : Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai
fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep
filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan
atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu
adalah sebagai berikut.
a. Bimbingan
diperuntukhan bagi semua individu (guidance is for all individuals)
b. Bimbingan
bersifat individualisasi Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama
lainnya)
c. Bimbingan
menekankan hal yang positif.
d. Bimbingan
Merupakan Usaha Bersama. sekolah. Mereka sebagai team work terlibat dalam
proses bimbingan.
e. Pengambilan
Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan.
f. Bimbingan
Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.
- Bidang Bimbingan
dan Konseling Komprehensif
a. Bimbingan
Akademik
Bimbingan
akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk mem-bantu para individu dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik.
b. Bimbingan
Sosial-Pribadi
Bimbingan
sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam
memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
c. Bimbingan
Karir
Bimbingan
karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan
dan pemecahan masalah-masalah karir
- Komponen Program
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Program
bimbingan dan konseling mengandung empat komponen layanan, yaitu:
a. layanan
dasar bimbingan (guidance curriculum);
b. layanan
responsif,
c. layanan
perencanaan indiviual,
d. layanan
dukungan sistem. Keempat komponen program tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
1) Layanan
Dasar
Layanan
dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta
didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal
atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam
pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupannya.
Ruang
lingkup yang termasuk dalam layanan dasar bimbingan konseling komprehensif menurut
Sutirna (2013) adalah:
a. Pengembangan
keimanan dan ketakwaan
b. Pengembangan
kemampuan individual
c. Pengembangan
sikap dan kebiasaan
d. Pengembangan
perilaku sosial
e. Pengembangan
upaya pencapaian peran sosial
f. Pengembangan
sikap pengembangan diri
g. Pengembangan
sikap dan kemampuan
h. Pengembangan
upaya pencarian hubungan baru
Penggunaan
instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di kelas
sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini. Asesmen kebutuhan
diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan pengalaman terstruktur yang
disebutkan. Secara rinci tujuan layanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya
untuk membantu siswa agar:
a. Memiliki
kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
sosial budaya dan agama)
b. Mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya
c. Mampu
menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
d. Mampu
mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
2) Layanan
Responsif
Layanan
responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera,
sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling krisis, konsultasi
dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam
bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif.
Ruang
lingkup layanan responsif terdiri dari empat bidang (Sutirna, 2013) adalah:
a. Bidang
pribadi
·
Ketakwaan kepada tuhan
·
Perolehan sistem nilai
·
Kemandirian emosional
b. Bidang
sosial
·
Berperilaku sosial yang bertanggung
jawab
·
Mencapai hubunga yang lebih matang
·
Mempersiapkan pernikahan dan hidup
berkeluarga
c. Bidang
akademik
·
Kebiasaan belajar
·
Mengatasi kesulitan belajar
·
Membagi waktu
d. Bidang
karir
·
Cara memilih program studi yang cocok
·
Motivasi untuk mencari informasi
3) Perencanaan
Individual
Layanan
ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang
dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik
secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan
penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang
dimiliki peserta didik amat diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan
mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara
optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik.
4) Dukungan
Sistem
Ketiga
komponen diatas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen
layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi
Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor
secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.
Strategi
yang digunakan dalam dukungan sistem berupa (Sutirna, 2013):
a. Pengembangan
jejaring
b. Pengembangan
konselor
c. Pemberian
layanan
d. Kegiatan
manajemen
e. Pemanfaatan
sumber daya masyarakat
f. Pengembangan
atau penentuan kebijakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar