A.
Pengertian
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai
suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja
standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk
menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil
tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia
digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
Menurut para ahli sebagai berikut:
- George
R. Terry (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang
telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila
perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
- Sondang
P Siagian (2012:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan
adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
- Robbin
(dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu
proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang
manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
- Kertonegoro
(1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer
berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaannya.
- Terry
(dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan
apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil
tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya
sesuai dengan rencana.
- Dale
(dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat
sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi
juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai
tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
- Admosudirdjo
(dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan adalah
keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang
sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau
rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kesimpulannya, pengawasan merupakan
suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan
kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan.
B.
Pentingnya
Pengawasan
Suatu organisasi akan berjalan terus dan
semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan
guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat
fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan,
baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada
beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :
- Perubahan
lingkungan organisasi
Berbagai
perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari,
seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku
baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang
berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan
atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
- Peningkatan
kompleksitas organisasi
Semakin
besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas
tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien
dan efektif.
- Meminimalisasikan
tingginya kesalahan-kesalahan
Bila
para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan
fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
- Kebutuhan
manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila
manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu
sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem
penga-wasan.
- Komunikasi
- Menilai
informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah
terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan
koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
C.
Tahap-Tahap
Proses Pengawasan
1.
Tahap Penetapan Standar
Tujuannya
adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan
sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar
phisik
b. standar
moneter
c. standar
waktu
2. Tahap
Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan
sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa
proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan,
metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap
Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan
untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa
bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai
manajer.
5. Tahap
Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila
diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan
dalam pelaksanaan.
Menurut
Kadarman (2001:161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
1. Menetapkan
Standar
Karena
perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka secara logis
hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun
rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
2. Mengukur
Kinerja
Langkah
kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai
terhadap standar yang telah ditentukan.
3. Memperbaiki
Penyimpangan
Proses
pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut
G. R. Terry (2011) proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:
1. Menentukan
standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur
pelaksanaan
3. Membandingkan
pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada.
4. Memperbaiki
penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan berdasarkan
beberapa tahapan yang harus dilakukan.
- Menetapkan
standar pelaksanaan (perencanaan), Sehingga dalam melakukan pengawasan
manajer mempunyai standard yang jelas.
- Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan, Mengukur kinerja pegawai, sejauh mana
pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan
perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal.
- Pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa
penyimpangan-penyimpangan
- Pengambilan
tindakan koreksi. Melakukan perbaikan jika ditemukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
D.
Tipe-Tipe
Pengawasan
- Pengawasan
Pendahuluan (preliminary control)
Pengawasan yang terjadi sebelum kerja
dilakukan. Pengawasan Pendahuluan menghilangkan penyimpangan penting pada kerja
yang diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi.
Pengawasan Pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar
kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan
dengan hasil-hasil yang direncanakan. Memusatkan perhatian pada masalah
mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber
daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus
memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang
bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan
pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di
masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka
kebijaksanaan-kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan
masa mendatang. Pengawasan pendahuluan meliputi; Pengawasan pendahuluan sumber
daya manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan pendahuluan modal
dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya financial.
- Pengawasan pada
saat kerja berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan
dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa
sasaran-sasaran telah dicapai. Concurrent control terutama terdiri dari
tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan
mereka. Direction berhubungan dengan
tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya untuk:
a. Mengajarkan
para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-metode serta
prosedur-prsedur yang tepat.
b. Mengawasi
pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
- Pengawasan Feed
Back (feed back control)
Pengawasan Feed Back yaitu mengukur
hasil suatu kegiatan yang telah dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang
mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar. Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa
lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau
operasi-operasi aktual. Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back
(umpan balik) adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal,
sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed
back yang banyak dilakukan oleh dunia bisnis yaitu:
a. Analysis
Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
b. Analisis
Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
c. Pengawasan
Kualitas (Quality Control)
d. Evaluasi
Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
E.
Waktu
Pengawasan
1. Preventive
control adalah Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untukmenghindari
terjadi penyimpangan-penyimpangan
2. Represive
control adalah Pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan
3. Pengawasan
saat proses dilakukan adalah jika terjadi kesalahan segera diperbaiki.
4. Pengawasan
berkala adalah pengawasan yang dilakukan secara berkala; setiap bulan, setiap
minggu.
5. Pengawasan
mendadak adalah dilakukan secara mendadak untuk mengetahui perencanaan sudah
terlaksana atau belum.
6. Pengawasan
melekat adalah dilakukan sebelum dan sesudah pengawasan.
F.
Faktor
yang mengaharuskan adanya pengawasan
faktor yang membuat pengawasan semakin
diperlukan oleh setiap organisasi. Menurut T. Hani Handoko (2009: 366)
faktor-faktor tersebut adalah:
- Perubahan
Lingkungan Organisasi
Melalui
fungsi pengawasan manajer mendeteksi perubahan-perubahan yang berpengaruh pada
barang dan jasa organisasi, sehingga mampu menghadapi tentang atau memanfaatkan
kesempatan yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi.
- Peningkatan
Kompleksitas Organisasi
Semakin
besar organisasi semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin bahwa kualitas dan
profitabilitas tetap terjaga, penjualan eceran pada penyalur perlu dianalisa
dan dicatat secara tepat.
- Kesalahan-Kesalahan
Sistem
pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan-kesalahan yang ada sebelum
menjadi kritis.
- Kebutuhan
Manajer untuk mendelegasikan wewenang
Bilamana
menejer mendelegaikan wewenang kepada bawahannya, tanggung jawab atasan itu
sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah
bawahan telah melakukan tugas-tugas yang telah dilimpahkan kepadanya adalah
dengan mengiplementasikan sistem pengawasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar