Blogger Widgets

Sabtu, 07 November 2015

KONSEP KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN BK

A.    Pengertian komunikasi
Menurut T Hani Handoko (2009: 272) menyatakan komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Pemindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus fokal dan sebagainya. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal diantara sipengirim dengan sipenerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu  atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung (secara lisan) maupun tidak langsung (melalui Media), proses penyampaian bentuk interaksi gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang di sampaikan, baik sengaja maupun tidak di sengaja.
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G, 2003).
B.     Pentingnya komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut.
Komunikasi sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan bermaksud secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan orgainisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi.

C.    Komunikasi dalam organisasi
Goldhaber (dalam Arni Muhammad, 2005)  memberikan defenisi komunikasi organisasi berikut, “oraganizational communications is the process of creating an exchange messages whitin a network of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Dengan arti kata bahwa Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Defenisi ini mengandung tujuh konsep, yaitu:
1.      Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. Misalnya proses pendirian suatu Bank besar disuatu daerah.
2.      Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang.
3.      Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu setjalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang, atau  keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak factor antara lain: hubungan peranan arah dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan. faktor yang mempengaruhi jaringan komunikasi yaitu:
a.       peranan tingkah laku dalam suatu organisasi menentukan siapa yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik dinyatakan secara formal maupun tidak formal.
b.      arah jaringan: komunikasi kepada bawahan, komunikasi kepada atasan dan komunikasi horizontal.
c.       proses serial dari pesan. Proses serial adalah suatu istilah komunikasi yang maksudnya selangkah demi selangkah atau dari orang kepada orang lain.  
4.      Saling tergantung
Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu system terbuka. Bila satu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh system organisasi.
5.      Hubungan
Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yangmemfokuskan pada tingka laku komunikasi dari orang yang terlibat dala suatu hubungan perlu dipelajari.
6.      Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan factor social yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan dapat dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Yang termasuk lingkungan internal adalah Personalia (karyawan), staf, golongan fungsional dari organisasi dan komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk dan sebagainya. Sedangkan lingkungan eksternal adalah langganan, reveransir, saingan dan teknologi.
7.      Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi ketidakpastin ini organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi yang tinggi. Ketidakpastian dalam suatu organisasi juga disebabkan oleh terlalu banyaknya informasi yang diterima daripada sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka.

D.    Kualitas komunikasi
Menurut Jalaluddin Rahmat (2005) menyatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki kemampuan komunikasi yang efektif bila memperlihatkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan.
1.      Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud komunikator. Sesesorang yang memiliki pemahaman diri yang baik, secara otomatis akan melakukan emphatik agar pesan yang ia sampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh orang lain tanpa harus merubah tujuan komunikasi yang ia harapkan. Selain itu ia pun dapat menerima pesan sesuai dengan pengertian yang diharapkan komunikator. Sehingga ia terhindar dari kegagalan menerima isi pesan  secara cermat (primary breakdown in communication/kegagalan komunikasi primer).
2.      Kesenangan
Kesenangan diartikan bahwa bila seseorang yang memahami diri dengan baik ia akan berkomunikasi yang berdampak kesenangan. Ketika kita mengucapkan “selamat pagi, apa kabar?”Hal itu tidak dimaksudkan mencari keterangan. Komunikasi itu hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lain merasa senang atau menimbulkan kesenangan. Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis (phtic communication).
3.      Mempengaruhi Sikap
Seseorang yang memiliki pemahaman diri yang baik akan sangat efektif untuk mempengaruhi orang lain karena ia selalu berusaha untuk mengukur apa yang dirasakan dan dimengerti oleh dirinya  sehingga akan  ia jadikan sebagai parameter bagaimana orang lain merasakan dan mengerti seperti bagaimana ia mengerti dan merasakan apa yang ada pada dirinya. Komunikasi menyebutnya sebagai persuasive skill(ketrampilan mempengaruhi).
4.      Hubungan Sosial yang Baik
Dengan pemahaman diri yang baik,  komunikasi pun akan efektif untuk membina hubungan social yang produktif. Sehingga kita dapat menumbuhkan dan mempertahankan  hubungan  yang memuaskan dengan orang lain  dalam hal interaksi dan assosiasi (inclusion),   pengendalian dan kekuasaan (control), dan cinta serta kasih sayang (affection).  Secara  singkat, kita  ingin bergabung  dan berhubungan dengan orang lain
5.      Tindakan. Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar, tetapi lebih sukar lagi mempengaruhi sikap.Jauh lebih sukar lagi mendorong orang bertindak.Tetapi efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikan. Misalnya seorang salesman mampu membuat calon konsumennya membeli barang yang dinginkan.Menimbulkan tindakan nyata merupakan indicator efektivitas yang paling penting.Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Ini bukan saja memerlukan pemahaman kualitas diri yang baik tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku manusia.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.
1.      Meningkatkan umpan balik. Kesalah pahaman dapat dikurangi jika proses umpan balik dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam organisasi sama pentingnya dengan komunikasi antar pribadi.
2.      Empati. Empati pada dasarnya merupakan komunikasi yang dilakukan berorientasi pada penerima. Komunikator harus menempatkan dirinya sebagai penerima, sehingga proses penyandian, penggunaan bahasa dan saluran disesuaikan dengan kondisi penerima.
3.      Pengulangan. Cara yang efektif untuk meningkatkan efektivitas komunikasi adalah mengulangi pesan. Pengulangan membatu pendengar atau penerima untuk menginterpretasikan pesan yang tidak jelas atau terlalu sulit untuk dipahami ketika pertama kali mendengar.
4.      Menggunakan bahasa yang sederhana. Bahasa yang kompleks, istilah-istilah teknis dan jargon menyebabkan komunikasi sulit dipahami oleh pendengar atau penerima. Tidak benar bahwa gagasan yang bagus dan ilmiah harus disampaikan dalam bahasa yang ilmiah dan teknis.
5.      Penentuan waktu yang efektif. Suatu permasalahan dalam komunikasi antar pribadi dimana komunikator mulai menyampaikan pesannya pada saat penerima belum siap untuk mendengarkannya. Cara yang efektif adalah mengelola waktu untuk komunikasi sehingga pesan yang disampaikan tersusun dengan baik, ringkas dan mudah dipahami.
6.      Mendengarkan secara efektif. Salah satu cara meningkatkan komunikasi yang efektif dapat dilakukan dengan mendengarkan secara efektif. Komunikasi adalah masalah memahami dan dipahami.

7.      Mengatur arus informasi. Untuk mengatasi hambatan komunikasi karena beban informasi yang berlebihan adalah dengan mengatur arus informasi. Komunikasi diatur mutunya, jumlahnya dan cara penyampaiannya. Informasi yang disampaikan harus sistematis, ringkas dan memiliki bobot tingkat kepentingan yang cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar