Blogger Widgets

Senin, 09 November 2015

BK PERKEMBANGAN

A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan dan Konseling Perkembangan adalah layanan bimbingan dan konseling yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan/kelemahan, minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan. Bimbingan dan konseling perkembangan lebih mengutamakan pertumbuhan aspek positif dari setiap individu daripada orientasi pada penanganan krisis. Dalam implementasinya melibatkan kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa dalam kerjasama yang merupakan suatu ”tim bimbingan dan konseling”.
Dalam model Bimbingan dan Konseling Perkembangan memungkinkan Guru Pembimbing atau Konselor untuk memfokuskan perhatiannya tidak sekedar pada gangguan emosional siswa, melainkan lebih mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitannya dengan tugas-tugas perkembangan siswa, menjembatani tugas-tugas perkembangan yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumber daya serta kompetensi konselor dalam memberikan bantuan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan siswa secara optimal. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling perkembangan di sekolah, muncul dari adanya karakteristik dan masalah-masalah perkembangan siswa. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan dan konseling di sekolah dipandang sangat tepat, karena pendekatan ini lebih berorientasi pada pengembangan lingkungan atau ekologi perkembangan siswa.
Terkait dengan tugas perkembangan siswa, bahwa yang dimaksud dengan tugas perkembagan adalah suatu tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil dalam pencapaiannya akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal, akan menimbulkan ketidak bahagiaan, tidak diterima oleh masyarakat, dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. (A developmental tasks is a tasks which arises at or about a certain periode in the life of the individual, succesfull achievement of which leads to his happiness and to success with later tasks; while failure leads to unhappiness an the individual, disapproval by the society, and difficulty with later tasks) (Havigurst, 1953:2).
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling perkembangan, Guru Pembimbing atau Konselor melibatkan tim kerja, bukan bekerja sendiri. Bimbingan dan konseling perkembangan dirancang dengan sistem terbuka, dengan demikian penyempurnaan dan modifikasi dapat dilakukan setiap saat sepanjang diperlukan. Bimbingan dan konseling perkembangan mengintegrasikan berbagai pendekatan, dan orientasinya multi budaya, sehingga tidak mencabut klien dari akar budayanya. Tidak fanatik menolak suatu teori, melainkan meramu apa yang terbaik dari masing-masing teori.

B.      Program Bimbingan Dan Konseling Perkembangan
Muro & Kottman (1995:50-53) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan adalah program bimbingan dan konseling yang mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Bimbingan  dan  konseling   diperlukanoleh seluruh siswa.Layanan bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa, termasukdi dalamnya siswa yang mengalami kesulitan. Seluruh siswa ingin  memperoleh pemahaman diri, meningkatkan tanggung jawab terhadap  kontrol diri, memiliki kematangan dalam memahami lingkungan, dan belajar membuat keputusan. Setiap siswa memerlukan bantuan dalam mempelajari cara pemecahan masalah, dan memiliki kematangan dalam memahami nilai-nilai. Semua siswa  memerlukan rasa disayangi dan dihargai,  memiliki kebutuhan   untuk   memahami  kekuatan/kelemahan pada dirinya.
2.      Bimbingan dan konseling perkembangan memiliki fokus pada kegiatan belajar siswa. Sekolah   saat   ini memerlukan tenaga spesialis.   Spesialis untuk membantu siswa membaca, memainkan instrumen musik, dan membantu pertumbuhan fisik. Guru  Pembimbing atau Konselor dipandang sebagai spesialis dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa, dalam mempelajari  dan memahami dunia diri siswa.
3.      Guru Pembimbing atau  Konselor   jugasebagaiperancang dan pengembangkurikulum dalam pengembangan aspek   kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kurikulum yang dikembangkan oleh Konselor menitik    beratkan pada   pembelajaran  manusia dan pemanusiaan peserta didik.Secara operasional, konselor merupakan anggota tim dari suatu tim yang terdiri atas orang tua,   guru, konselor, pengelola, dan spesialis lainnya. Tugas mereka membantu   siswauntuk belajar. Siswa yang memiliki kesulitan hendaknya tetap belajar,   dansiswa yang lambat belajar hendaknya dibantu untuk belajar sebanyak mungkin, sehingga semua siswa terlibat  dalam proses pembelajaran. Tugas sekolah adalah menyelenggarakan pembelajaran, sedangkan tugas    bimbingandan konseling perkembangan  adalahmembantu siswa untuk belajar.
4.      Guru Pembimbing atau Konselor danGuru adalah fungsionaris bersama dalam program bimbingan   dan  konseling perkembangan. Pendidikan di Sekolah lebih berorientasi pada siswa    daripada   pelajaran. Oleh karena itu,    konselor  dan   guru bekerja sama   membantu  menyelesaikan masalah siswa. Guru Pembimbing atau Konselor membantu Guru dalam menelusuri    masalah   siswa,   mendengarkan   sungguh-sungguh    perasanyang dicurahkan siswa,  memperjelas,menentukan   pendekatan  yang akan digunakan, dan membantu  mengevaluasi   kegiatan   pembelajaran    yang baru.
5.      Kurikulum   yang  diorganisasikan dandirencanakan, merupakan bagian penting dalam   bimbingan  dan konseling perkembangan. Seluruh program bimbingan dan konseling perkembangan hendaknya   berisi perencanaan   dan    pengorganisasian kurikulum yang matang.  Sama halnya dengan kurikulum sekolah yang biasa seperti: Matematika, IPA, IPS; layanan dasar bimbingan dan konseling perkembangan berisi tujuan dan sasaran untuk membantu siswa   dalam   pertumbuhan dan perkembangan   yang    normal. Kurikulum menekankan pada   aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal. Materi  program  berupa kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan harga diri, motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah,  perumusan tujuan, perencanan, efektivitas hubungan antar pribadi, keterampilan berkomunikasi, keefektifan lintas budaya,  dan   perilaku bertanggung jawab.
6.      Program bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada   penerimaandiri, pemahaman diri, dan   peningkatan diri.Kegiatan dalam bimbingan   dan konseling perkembangan dirancang untuk membantu siswa mengetahui lebihbanyak tentang dirinya, menerima dirinya, serta memahami kekuatan   dankelemahan pada dirinya.
7.      Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan siswa.Metode mendorong (encouragement)diarahkan untuk: (a) menempatkan nilai pada diri   siswa   sebagaimana dirinya sendiri,   (b) percaya pada dirinya,(c) percaya akan kemampuan diri siswa, membangun penghargaan akandirinya, (d) pengakuan untuk bekerjadan berusaha dengan  sungguh-sungguh, (e) memanfaatkan kelompok untuk mempermudah   dan   meningkatkan perkembangan siswa,  (f) memadukan kelompok sehingga siswa merasa memiliki tempat   dalam kelompok,(g) membantu pengembangan ketrampilan secara berurutan dan secara  psikologis memungkinkan untuk sukses, (h) mengakui dan memfokuskan padakekuatan dan aset siswa,  dan  (i) memanfaatkan minat siswa sebagai energi dalam pengajaran.
8.      Bimbingan dan konseling perkembangan lebih peduli   pada  pengembanganyang terarah daripada   akhir   perkembangan yang definitif. Guru Pembimbing atau  Konselor   perkembangan mengakui perkembangansiswa sebagai suatu ”proses menjadi”(on becoming process), sehingga pertumbuhan fisik dan psikologisnya   memiliki   berbagai   kemungkinan  sebelummencapai masa dewasa.   Oleh karenanya pengembangan yang   terarah adalah sesuatu yang lebih penting.
9.      Bimbingan dan konseling perkembangan yang berorientasi pada ”tim” (teamoriented)   menuntut   pelayanan   darikonselor profesional.Keberhasilan   program bimbingan dankonseling perkembangan memerlukanupaya bersama   seluruh  staf sekolah.Untuk memperoleh keefektifan maksimum dari program,   sekolah    hendaknya memiliki akses   terhadap pengetahuan dan ketrampilan   konselor  yangterlatih,   antara   lain dalam konselingindividual, konseling kelompok, pengukuran, dan perkembangan siswa.
10.  Bimbingan dan konseling perkembangan peduli   dengan   identifikasi    awalakan   kebutuhan-kebutuhan   khusussiswa.Guru Pembimbing atau Konselor bekerjasama dengan Guru untuk  menemukan kebutuhan siswa, yang jika tidak terpenuhi akan menjadi  kendala dalam kehidupan siswa selanjutnya.  Melakukan pendekatan dengan siswa baik secara individual  maupun  kelompok. Menjalin hubungan erat denganorang tua merupakan bagian yang takterpisahkan dalam melaksanakan identifikasi kebutuhan khusus siswa.
11.  Bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada penerapan psikologi.Guru Pembimbing atau   Konselor   perkembangan tidak sekedar peduli  pada”assessment” kemampuan anak untukbelajar, melainkan pada penerapan psikologi pada bagaimana   anak  menggunakan kemampuannya.
12.  Bimbingan dan konseling perkembangan memiliki kerangka dasar   psikologianak, perkembangan anak, dan teori-teori belajar.Dalam implementasinya,    bimbingandan konseling   perkembangan  mengaplikasikan prinsip-prinsip dari psikologi anak, perkembangan anak,dan teoribelajar.
13.  Bimbingan dan konseling perkembangan mempunyai sifat fleksibel dan sekuensial. Dalam implementasinya, bimbingan dan konseling perkembangan  mengikuti urutan, artinya program bimbingan dan konseling perkembangan dirancang  sesuai   dengan tingkat perkembangan siswa; dan fleksibel, artinya program hendaknya        disesuaikan dengan perbedaan individual siswa.    

C.    Tujuan Bimbingan dan Konseling Perkembangan
BK perkembangan merupakan salah satu layanan yang bersifat mengembangkan. Mengembangkan potensi individu menuju kemandirian sebagaimana tujuan bimbingan dan konseling sendiri. BK perkembangan memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Adanya penerimaan diri (self-acceptance)
2.      Memilki pemahaman tentang diri (self-understanding)
3.      Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan siswa di masa yang akan datang
4.      Membantu mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki siswa seoptimal mungkina
5.      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, dan lingkungan kerja
6.      Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi siswa dalam studi, kehidupan masyarakat, dan dunia kerja.

D.    Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Beberapa dasar asumsi tentang bimbingan dan konseling perkembangan lalu klien akan membantu untuk membedakan bimbingan dan konseling perkembangan dari berbagai identitas dengan berbagai proses antara konseling dengan psikoterapi. Berikut adalah beberapa asumsinya :
1.      Perkembangan yang sehat berlangsung melalui interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungan (yang sehat)
2.      Manusia berkembang melalui tahapan umum dan tugas-tugas perkembangan
3.      Client bukan berarti seseorang yang memiliki mental yang tidak sehat. Namun pandanglah client sebagai seseorang yang sedang merancang tujuan hidup, membuat suatu keputusan, dan bertanggung jawab atas tugas-tugas perkembangan.
4.      Client sebagai individu yang berkembang menuju pengayaan diri sesuai dengan hakikat manusia
5.      Client adalah seorang klien bukan seorang pasien. Konselor bukan pula seseorang yang bekerja untuk mengobati client, namun konselor adalah seseorang yang dapat dijadikan klien sebagai sahabat, konsultan profesional, guru yang memberikan bimbingan kepada client menuju perkembangan client yang optimal
6.      Perkembangan konselor tidak netral dan tidak amoral. Konselor memiliki nilai, perasaan, dan komitmen terhadap dirinya. Dia tidak tertutup terhadap situasi yang sedang dijalaninya, namun tidak pula membuka seluruh situasi yang sedang dialaminya kepada klien.
7.      Layanan BK Perkembangan disekolah diberikan oleh Guru BK/Konselor yang terlatih kepada peserta didik/konseli.

E.     Fungsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan dan Konseling perkembangan sebagai suatu layanan tentunya memiliki fungsi sebagai bukti bahwa bimbingan dan konseling perkembangan tersebut memiliki nilai kebermanfaatan yang terasa oleh konseli khususnya. Fungsi dari bimbingan dan konseling perkembangan adalah sebagai berikut :
1.      Fungsi Pemahaman
Membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.      Fungsi Fasilitas
Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dalam diri konseli.
3.      Fungsi Pencegahan (Preventif)
Konselor senantiasa mengatisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami konseli. Konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang dapat membahayakan dirinya.
4.      Fungsi Pengembangan
Bersifat lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.konselor mengupayakan untuk melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
F.     Pelayanan dalam BK Perkembangan
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu peserta didik agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu peserta didik yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi peserta didik yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, atau masalah pengembangan pendidikan.  
Ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif. :
1.      Konseling Individual dan Kelompok: Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik (konseli) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
2.      Referal (Rujukan atau Alih Tangan). Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
3.      Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya : (1) menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik; (2) memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam; (3) menandai peserta didik yang diduga bermasalah; (4) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (5) mereferal (mengalihtangankan) peserta didik yang memerlukan pelayanan
4.      bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing; (6) memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik; (7) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja (8) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan figur central bagi peserta didik); dan (9) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
5.      Kolaborasi dengan Orang tua. Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di Sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti: (1) kepala Sekolah atau komite Sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke Sekolah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah peserta didik, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke Sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.
6.      Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar Sekolah Yaitu berkaitan dengan upaya Sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN, (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dan dokter, (5) MGP (Musyawarah Guru Pembimbing), dan (6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
7.      Konsultasi. Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak pimpinan Sekolah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
8.      Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation). Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun nonakademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
9.      Konferensi Kasus, yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
10.  Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya menggentaskan masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya.

G.    Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Program bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri atas beberapa elemen dan komponen yang harus disinergikan agar dapat mencapai tujuan yag ditetapkan secara efektif dan efisien. Untuk itu perlu dikelola secara sistematis melalui perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 2007) Program bimbingan dan konseling perkembangan antara lain :
1.      Perencanaan
Perencanaan prosedur dan keputusan yang membantu konselor/guru BK antara lain :
Mengidentifikasi visi dan misi serta tujuan sekolah, sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, dan kebijakan pimpinan sekolah
Mengidentifikasi karakteristik siswa dan kebutuhannya terhadap layanan bimbingan dan konseling. Hasil identifikasi menjadi masukan bagi perancangan program bimbingan dan konseling.
2.      Perancangan
Perancangan program bimbingan dan konseling dengan menetapkan elemen dan komponen program bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri dari :
a.       Rasionel ; Pada bagian rasionel, konselor mengemukakan ;
Dasar pemikiran tentang pentingnya program bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah
b.      Alasan-alasan pentingnya individu mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana yang dihasilkan program bimbingan dan konseling
c.       Kesimpulan hasil analisis kebutuhan individu dan lingkungannya serta dukungan teori terkini dan kecenderungan profesi terhadap program dan rancangannya
d.      Dan hal-hal lain yang dianggap relevan
3.      Rencana Operasional (action Plan)
Rencana kegiatan (action plan) diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan isi komponen program, baik kegiatan disekolah maupun diluar sekolah, untuk memfasilitasi individu mencapai tugas perkembangan tertentu.
Rencana operasional tersebut akan terwujud dengan melakukan aktifitas sebagai berikut;
a.       Menetapkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada tujuan yang diharapkan dicapai individu
b.      Menetapkan strategi pelayanan untuk membantu individu mencapai tujuan bimbingan yang diharapkan
c.       Menetapkan alokasi waktu, biaya dan sarana prasarana yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan layanan bimbingan konseling
d.      Menetapkan pelaksana layanan bimbingan dalam upaya membantu siswa menguasai kompetensi yang diharapkan dicapai
e.       Menetapkan prosedur dan kriteria evaluasi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
f.       Menyusun rancangan kegiatan bimbingan dan konseling dalam bentuk matrik atau lainnya sebagai program layanan bimbingan dan konseling selama satu tahun atau satu semester atau satu minggu atau satu hari. Rancangan tersebut sebagai program tahunan, program semester, program mingguan, program harian.
g.      Menuliskan rancangan program bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan dan kemudian mengirimkan rancangan program bimbingan dan konseling tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh masukan dan partisipasi mereka dalam pelaksanaannya.
H.    Strategi layanan dasar dalam konseling perkembangan
Adapun strategi layanan dasar dalam konseling perkembangan adalah sebagai berikut:
1.      Bimbingan Klasikal
Pada prinsipnya, layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah.
2.      Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia.
3.      Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.
4.      Berkolaborasi dengan orangtua

Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa.

1 komentar:

  1. Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www , SmsQQ , com

    Keunggulan dari smsqq adalah
    *Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
    *Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
    *Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
    *Bonus Setiap Hari Dibagikan
    *Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
    *Bonus referral 10% + 10%
    *Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
    *Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )

    Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66

    Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com


    bosku minat daftar langsung aja bosku^^

    BalasHapus