A.
Pengertian Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan dan Konseling Perkembangan adalah layanan
bimbingan dan konseling yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan,
kekuatan/kelemahan, minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan
perkembangan siswa dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan
program pendidikan. Bimbingan dan konseling perkembangan lebih mengutamakan
pertumbuhan aspek positif dari setiap individu daripada orientasi pada penanganan
krisis. Dalam implementasinya melibatkan kepala sekolah, guru, dan orang tua
siswa dalam kerjasama yang merupakan suatu ”tim bimbingan dan konseling”.
Dalam model Bimbingan dan Konseling Perkembangan
memungkinkan Guru Pembimbing atau Konselor untuk memfokuskan perhatiannya tidak
sekedar pada gangguan emosional siswa, melainkan lebih mengupayakan pencapaian
tujuan dalam kaitannya dengan tugas-tugas perkembangan siswa, menjembatani
tugas-tugas perkembangan yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumber
daya serta kompetensi konselor dalam memberikan bantuan kepada upaya pencapaian
tugas perkembangan siswa secara optimal. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan
konseling perkembangan di sekolah, muncul dari adanya karakteristik dan
masalah-masalah perkembangan siswa. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan dan
konseling di sekolah dipandang sangat tepat, karena pendekatan ini lebih
berorientasi pada pengembangan lingkungan atau ekologi perkembangan siswa.
Terkait dengan tugas perkembangan siswa, bahwa yang
dimaksud dengan tugas perkembagan adalah suatu tugas yang muncul pada saat atau
sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil
dalam pencapaiannya akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal, akan menimbulkan
ketidak bahagiaan, tidak diterima oleh masyarakat, dan mengalami kesulitan
dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. (A
developmental tasks is a tasks which arises at or about a certain periode in
the life of the individual, succesfull achievement of which leads to his
happiness and to success with later tasks; while failure leads to unhappiness
an the individual, disapproval by the society, and difficulty with later tasks)
(Havigurst, 1953:2).
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
perkembangan, Guru Pembimbing atau Konselor melibatkan tim kerja, bukan bekerja
sendiri. Bimbingan dan konseling perkembangan dirancang dengan sistem terbuka,
dengan demikian penyempurnaan dan modifikasi dapat dilakukan setiap saat
sepanjang diperlukan. Bimbingan dan konseling perkembangan mengintegrasikan
berbagai pendekatan, dan orientasinya multi budaya, sehingga tidak mencabut
klien dari akar budayanya. Tidak fanatik menolak suatu teori, melainkan meramu
apa yang terbaik dari masing-masing teori.
B.
Program Bimbingan Dan Konseling Perkembangan
Muro & Kottman (1995:50-53) mengemukakan bahwa
bimbingan dan konseling perkembangan adalah program bimbingan dan konseling
yang mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
Bimbingan
dan konseling diperlukanoleh seluruh siswa.Layanan bimbingan
dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa, termasukdi dalamnya siswa yang
mengalami kesulitan. Seluruh siswa ingin memperoleh pemahaman diri, meningkatkan
tanggung jawab terhadap kontrol diri, memiliki kematangan dalam
memahami lingkungan, dan belajar membuat keputusan. Setiap siswa memerlukan
bantuan dalam mempelajari cara pemecahan masalah, dan memiliki kematangan
dalam memahami nilai-nilai. Semua siswa memerlukan rasa
disayangi dan dihargai, memiliki kebutuhan untuk
memahami kekuatan/kelemahan pada dirinya.
2.
Bimbingan dan
konseling perkembangan memiliki fokus pada kegiatan belajar siswa. Sekolah
saat ini memerlukan tenaga spesialis.
Spesialis untuk membantu siswa membaca, memainkan instrumen musik, dan
membantu pertumbuhan fisik. Guru Pembimbing atau Konselor dipandang sebagai
spesialis dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa, dalam mempelajari dan
memahami dunia diri siswa.
3.
Guru Pembimbing
atau Konselor jugasebagaiperancang dan pengembangkurikulum
dalam pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kurikulum yang dikembangkan oleh Konselor menitik beratkan
pada pembelajaran manusia dan pemanusiaan peserta
didik.Secara operasional, konselor merupakan anggota tim dari suatu tim yang
terdiri atas orang tua, guru, konselor, pengelola, dan spesialis
lainnya. Tugas mereka membantu siswauntuk belajar. Siswa yang
memiliki kesulitan hendaknya tetap belajar, dansiswa yang lambat
belajar hendaknya dibantu untuk belajar sebanyak mungkin, sehingga semua siswa
terlibat dalam proses pembelajaran. Tugas sekolah adalah menyelenggarakan
pembelajaran, sedangkan tugas bimbingandan konseling
perkembangan adalahmembantu siswa untuk belajar.
4.
Guru Pembimbing
atau Konselor danGuru adalah fungsionaris bersama dalam program bimbingan
dan konseling perkembangan. Pendidikan di Sekolah lebih
berorientasi pada siswa daripada pelajaran. Oleh
karena itu, konselor dan guru bekerja sama
membantu menyelesaikan masalah siswa. Guru Pembimbing atau Konselor
membantu Guru dalam menelusuri masalah
siswa, mendengarkan sungguh-sungguh
perasanyang dicurahkan siswa, memperjelas,menentukan
pendekatan yang akan digunakan, dan membantu
mengevaluasi kegiatan pembelajaran
yang baru.
5.
Kurikulum
yang diorganisasikan dandirencanakan, merupakan bagian penting
dalam bimbingan dan konseling perkembangan. Seluruh program
bimbingan dan konseling perkembangan hendaknya berisi perencanaan
dan pengorganisasian kurikulum yang matang. Sama halnya
dengan kurikulum sekolah yang biasa seperti: Matematika, IPA, IPS; layanan dasar
bimbingan dan konseling perkembangan berisi tujuan dan sasaran untuk membantu
siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
normal. Kurikulum menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan
pertumbuhan yang normal. Materi program berupa kegiatan yang
dirancang untuk meningkatkan harga diri, motivasi berprestasi, kemampuan
pemecahan masalah, perumusan tujuan, perencanan, efektivitas
hubungan antar pribadi, keterampilan berkomunikasi, keefektifan lintas
budaya, dan perilaku bertanggung jawab.
6.
Program
bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada penerimaandiri,
pemahaman diri, dan peningkatan diri.Kegiatan dalam
bimbingan dan konseling perkembangan dirancang untuk membantu
siswa mengetahui lebihbanyak tentang dirinya, menerima dirinya, serta memahami
kekuatan dankelemahan pada dirinya.
7.
Bimbingan dan
konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan
siswa.Metode mendorong (encouragement)diarahkan untuk: (a) menempatkan nilai
pada diri siswa sebagaimana dirinya
sendiri, (b) percaya pada dirinya,(c) percaya akan kemampuan diri
siswa, membangun penghargaan akandirinya, (d) pengakuan untuk bekerjadan
berusaha dengan sungguh-sungguh, (e) memanfaatkan kelompok untuk
mempermudah dan meningkatkan perkembangan siswa,
(f) memadukan kelompok sehingga siswa merasa memiliki tempat dalam
kelompok,(g) membantu pengembangan ketrampilan secara berurutan dan
secara psikologis memungkinkan untuk sukses, (h) mengakui dan memfokuskan
padakekuatan dan aset siswa, dan (i) memanfaatkan minat siswa
sebagai energi dalam pengajaran.
8.
Bimbingan dan
konseling perkembangan lebih peduli pada pengembanganyang
terarah daripada akhir perkembangan yang definitif.
Guru Pembimbing atau Konselor perkembangan mengakui
perkembangansiswa sebagai suatu ”proses menjadi”(on becoming process), sehingga
pertumbuhan fisik dan psikologisnya memiliki
berbagai kemungkinan sebelummencapai masa dewasa.
Oleh karenanya pengembangan yang terarah adalah sesuatu yang lebih
penting.
9.
Bimbingan dan
konseling perkembangan yang berorientasi pada ”tim” (teamoriented)
menuntut pelayanan darikonselor profesional.Keberhasilan
program bimbingan dankonseling perkembangan memerlukanupaya bersama
seluruh staf sekolah.Untuk memperoleh keefektifan maksimum dari
program, sekolah hendaknya memiliki
akses terhadap pengetahuan dan ketrampilan
konselor yangterlatih, antara lain dalam
konselingindividual, konseling kelompok, pengukuran, dan perkembangan siswa.
10. Bimbingan dan konseling perkembangan
peduli dengan identifikasi
awalakan kebutuhan-kebutuhan khusussiswa.Guru
Pembimbing atau Konselor bekerjasama dengan Guru untuk menemukan
kebutuhan siswa, yang jika tidak terpenuhi akan menjadi kendala
dalam kehidupan siswa selanjutnya. Melakukan pendekatan dengan siswa
baik secara individual maupun kelompok. Menjalin hubungan erat
denganorang tua merupakan bagian yang takterpisahkan dalam melaksanakan
identifikasi kebutuhan khusus siswa.
11. Bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada
penerapan psikologi.Guru Pembimbing atau Konselor
perkembangan tidak sekedar peduli pada”assessment” kemampuan anak untukbelajar,
melainkan pada penerapan psikologi pada bagaimana anak
menggunakan kemampuannya.
12. Bimbingan dan konseling perkembangan memiliki
kerangka dasar psikologianak, perkembangan anak, dan teori-teori
belajar.Dalam implementasinya, bimbingandan
konseling perkembangan mengaplikasikan prinsip-prinsip dari
psikologi anak, perkembangan anak,dan teoribelajar.
13. Bimbingan dan konseling perkembangan mempunyai sifat
fleksibel dan sekuensial. Dalam implementasinya, bimbingan dan konseling
perkembangan mengikuti urutan, artinya program bimbingan dan konseling
perkembangan dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa; dan fleksibel, artinya program
hendaknya disesuaikan dengan
perbedaan individual siswa.
C.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Perkembangan
BK perkembangan merupakan salah satu layanan yang
bersifat mengembangkan. Mengembangkan potensi individu menuju kemandirian
sebagaimana tujuan bimbingan dan konseling sendiri. BK perkembangan memiliki
tujuan sebagai berikut :
1.
Adanya penerimaan
diri (self-acceptance)
2.
Memilki
pemahaman tentang diri (self-understanding)
3.
Merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan siswa di masa
yang akan datang
4.
Membantu
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki siswa seoptimal
mungkina
5.
Menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, dan lingkungan kerja
6.
Mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi siswa dalam studi, kehidupan masyarakat,
dan dunia kerja.
D.
Asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Beberapa dasar asumsi tentang bimbingan dan
konseling perkembangan lalu klien akan membantu untuk membedakan bimbingan dan
konseling perkembangan dari berbagai identitas dengan berbagai proses antara
konseling dengan psikoterapi. Berikut adalah beberapa asumsinya :
1.
Perkembangan
yang sehat berlangsung melalui interaksi yang sehat antara individu dengan
lingkungan (yang sehat)
2.
Manusia
berkembang melalui tahapan umum dan tugas-tugas perkembangan
3.
Client bukan
berarti seseorang yang memiliki mental yang tidak sehat. Namun pandanglah
client sebagai seseorang yang sedang merancang tujuan hidup, membuat suatu
keputusan, dan bertanggung jawab atas tugas-tugas perkembangan.
4.
Client sebagai
individu yang berkembang menuju pengayaan diri sesuai dengan hakikat manusia
5.
Client adalah
seorang klien bukan seorang pasien. Konselor bukan pula seseorang yang bekerja
untuk mengobati client, namun konselor adalah seseorang yang dapat dijadikan
klien sebagai sahabat, konsultan profesional, guru yang memberikan bimbingan
kepada client menuju perkembangan client yang optimal
6.
Perkembangan
konselor tidak netral dan tidak amoral. Konselor memiliki nilai, perasaan, dan
komitmen terhadap dirinya. Dia tidak tertutup terhadap situasi yang sedang
dijalaninya, namun tidak pula membuka seluruh situasi yang sedang dialaminya
kepada klien.
7.
Layanan BK
Perkembangan disekolah diberikan oleh Guru BK/Konselor yang terlatih kepada
peserta didik/konseli.
E.
Fungsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Bimbingan dan Konseling perkembangan sebagai suatu
layanan tentunya memiliki fungsi sebagai bukti bahwa bimbingan dan konseling
perkembangan tersebut memiliki nilai kebermanfaatan yang terasa oleh konseli
khususnya. Fungsi dari bimbingan dan konseling perkembangan adalah sebagai
berikut :
1.
Fungsi Pemahaman
Membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama). Konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal,
dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.
Fungsi Fasilitas
Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dalam diri konseli.
3.
Fungsi
Pencegahan (Preventif)
Konselor senantiasa mengatisipasi berbagai masalah
yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami
konseli. Konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang dapat membahayakan
dirinya.
4.
Fungsi
Pengembangan
Bersifat lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.
Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.konselor mengupayakan untuk
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam
upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
F.
Pelayanan dalam BK Perkembangan
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan
kepada peserta didik yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan
pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan
gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu peserta
didik agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya
atau membantu peserta didik yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga dikemukakan
sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi
peserta didik yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan
masalah sosial-pribadi, karir, atau masalah pengembangan pendidikan.
Ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam
pelayanan responsif. :
1.
Konseling
Individual dan Kelompok: Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik
(konseli) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan
alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
2.
Referal (Rujukan
atau Alih Tangan). Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan
konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater,
dokter, dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang
memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan
narkoba, dan penyakit kronis.
3.
Kolaborasi
dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru
dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti
prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah
peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan
oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya : (1) menciptakan iklim
sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik; (2) memahami
karakteristik peserta didik yang unik dan beragam; (3) menandai peserta didik
yang diduga bermasalah; (4) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar melalui program remedial teaching; (5) mereferal (mengalihtangankan)
peserta didik yang memerlukan pelayanan
4.
bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing; (6) memberikan informasi yang up to date
tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik;
(7) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat
memberikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja (8)
menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun
moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan figur central bagi
peserta didik); dan (9) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata
pelajaran yang diberikannya secara efektif.
5.
Kolaborasi
dengan Orang tua. Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua
peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta
didik tidak hanya berlangsung di Sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah.
Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi,
pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya
mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin
dihadapi peserta didik. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan
beberapa upaya, seperti: (1) kepala Sekolah atau komite Sekolah mengundang para
orang tua untuk datang ke Sekolah (minimal satu semester satu kali), yang
pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) Sekolah memberikan
informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau
masalah peserta didik, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan
anaknya di rumah ke Sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku
sehari-harinya.
6.
Kolaborasi
dengan pihak-pihak terkait di luar Sekolah Yaitu berkaitan dengan upaya Sekolah
untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan
dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti
dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi
profesi, seperti ABKIN, (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait,
seperti psikolog, psikiater, dan dokter, (5) MGP (Musyawarah Guru Pembimbing),
dan (6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
7.
Konsultasi.
Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak
pimpinan Sekolah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam
memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan
kualitas program bimbingan dan konseling.
8.
Bimbingan Teman
Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation). Bimbingan teman sebaya ini adalah
bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang
lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan
atau pembinaan oleh konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi
sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun nonakademik. Di samping itu dia
juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan
informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu
mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
9.
Konferensi
Kasus, yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu.
Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
10. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan untuk memperoleh
data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani,
dalam upaya menggentaskan masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya.
G.
Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Program
bimbingan dan konseling perkembangan yang komprehensif terdiri atas beberapa
elemen dan komponen yang harus disinergikan agar dapat mencapai tujuan yag
ditetapkan secara efektif dan efisien. Untuk itu perlu dikelola secara
sistematis melalui perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi
(Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 2007) Program bimbingan dan konseling
perkembangan antara lain :
1.
Perencanaan
Perencanaan prosedur dan keputusan yang membantu
konselor/guru BK antara lain :
Mengidentifikasi visi dan misi serta tujuan sekolah,
sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, dan kebijakan pimpinan
sekolah
Mengidentifikasi karakteristik siswa dan
kebutuhannya terhadap layanan bimbingan dan konseling. Hasil identifikasi
menjadi masukan bagi perancangan program bimbingan dan konseling.
2.
Perancangan
Perancangan program bimbingan dan konseling dengan
menetapkan elemen dan komponen program bimbingan dan konseling perkembangan
yang komprehensif terdiri dari :
a.
Rasionel ; Pada
bagian rasionel, konselor mengemukakan ;
Dasar
pemikiran tentang pentingnya program bimbingan dan konseling dalam keseluruhan
program pendidikan di sekolah
b.
Alasan-alasan
pentingnya individu mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana yang dihasilkan
program bimbingan dan konseling
c.
Kesimpulan hasil
analisis kebutuhan individu dan lingkungannya serta dukungan teori terkini dan
kecenderungan profesi terhadap program dan rancangannya
d.
Dan hal-hal lain
yang dianggap relevan
3.
Rencana
Operasional (action Plan)
Rencana kegiatan (action plan) diperlukan untuk
menjamin pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara
efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang
menggambarkan isi komponen program, baik kegiatan disekolah maupun diluar
sekolah, untuk memfasilitasi individu mencapai tugas perkembangan tertentu.
Rencana operasional tersebut akan terwujud dengan
melakukan aktifitas sebagai berikut;
a.
Menetapkan
aktifitas layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada tujuan yang
diharapkan dicapai individu
b.
Menetapkan
strategi pelayanan untuk membantu individu mencapai tujuan bimbingan yang
diharapkan
c.
Menetapkan
alokasi waktu, biaya dan sarana prasarana yang diperlukan dalam menunjang
pelaksanaan layanan bimbingan konseling
d.
Menetapkan
pelaksana layanan bimbingan dalam upaya membantu siswa menguasai kompetensi
yang diharapkan dicapai
e.
Menetapkan
prosedur dan kriteria evaluasi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
f.
Menyusun
rancangan kegiatan bimbingan dan konseling dalam bentuk matrik atau lainnya
sebagai program layanan bimbingan dan konseling selama satu tahun atau satu
semester atau satu minggu atau satu hari. Rancangan tersebut sebagai program
tahunan, program semester, program mingguan, program harian.
g.
Menuliskan
rancangan program bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan dan kemudian
mengirimkan rancangan program bimbingan dan konseling tersebut kepada
pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh masukan dan partisipasi mereka
dalam pelaksanaannya.
H.
Strategi layanan dasar dalam konseling perkembangan
Adapun
strategi layanan dasar dalam konseling perkembangan adalah sebagai berikut:
1.
Bimbingan
Klasikal
Pada prinsipnya, layanan dasar diperuntukkan bagi
semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah
dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa
di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para
siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan
orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi
para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya.
Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah.
2.
Bimbingan
Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa
melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan
untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam
bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan
tidak rahasia.
3.
Berkolaborasi
dengan Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila
didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata
pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas
dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar,
kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan
mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata
pelajaran.
4.
Berkolaborasi
dengan orangtua
Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program
bimbingan, konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa.
Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya
berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama
ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran
antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau
memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa.
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www , SmsQQ , com
BalasHapusKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
bosku minat daftar langsung aja bosku^^