Blogger Widgets

Senin, 09 November 2015

KARAKTERISTIK BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK

A.    Unsur Utama Suasana Kelompok
Suasana kelompok yaitu antarhubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat merupakan wahana dimana masing-masing anggota kelompok itu (secara perorangan) dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai reaksi dari anggota kelompok lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut paut dengan pengembangan diri anggota kelompok yang bersangkutan.
Para ahli menyebutkan lima hal yang hendaknya diperhatikan dalam menilai apakah kehidupan kelompok adalah baik dan tidak baik, ketent8uannya sebagai berikut (Prayitno. 1995: 27-30):
1.      Saling hubungan yang dinamis antar anggota
Dalam saling hubungan yang dinamis antar anggota kelompok, masing-masing anggota itu berkepentingan untuk bergulat dengan suasana antarhubungan itu sendiri, khususnya suasana perasaan yang tumbuh dalam kelompok itu. Suasana perasaan itu meliputi baik rasa diterima atau ditolak, rasa cinta dan benci, rasa berani dan takut, dan sebagainya yang semuanya itu menyangkut sikap, reaksi dan tanggapan para anggota yang berdasarkan keterlibatan dalam saling hubungan mereka dalam kelompok.
2.      Tujuan bersama
Tujuan bersama adalah pusat dari kegiatan/kehidupan kelompok. Dalam “kelompok tugas” tujuan bersama kelompok jelas, yaitu menjalankan tugas yang dibebankan kepada kelompok itu. Dalam hal ini semua anggota kelompok memusatkan dirinya untuk tujuan itu. Dalam “kelompok bebas” tujuan bersama pada mulanya kabur, dan justru kelompok itu sendirilah yang harus menetapkan tujuan yang akan mereka capai. Pada umumnya tujuan bersama dalam “kelompok bebas” ialah pengembangan pribadi masing-masing anggota kelompok.
3.      Hubungan antara besarnya kelompok (banyak anggota) dengan sifat kegiatan kelompok
Dalam hal ini ada beberapa jenis kelompok menurut jumlah anggotanya, misalnya kelompok dua, kelompok tiga, kelompok 4-8, kelompok 8-30. Kelompok dua, yaitu kelompok yang anggotanya hanya dua orang. Kelompok ini adalah kelompok yang paling ideal untuk terciptanya keakraban yang paling tinggi, tetapi bahayanya kemungkinan timbulnya pertentangan/pertengkaran diantara mereka berdua. Kelompok tiga, yaitu kelompok yang terdiri dari tiga orang. Dinamika saling hubungan segitiga mungkin dapat tumbuh dengan baik, tetapi bahayanya ialah jika salah seorang anggota menjadi terasing jika 2 anggota lain membuat “persekutuan”. Kelompok 4-8 orang adalah kelompok yang besarnya sedang yang dapat diselenggarakan dalam rangka bimbingan dan konseling. Kelompok sedang ini dapat memilih pemimpinnya sendiri atau setidak-tidaknya dapat menentukan aturan tertentu sebagai pegangan bagi kegiatan seluruh anggota. Kelompok yang sedang besarnya ini biasanya mudah dikendalikan. Kelompok 8-30 orang merupakan kelompok yang baik untuk tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Namun kelompok itu kurang efektif untuk menciptakan keakraban sosial dalam waktu yang singkat.
4.      Itikad dan sikap terhadap orang lain
Itikad baik, dalam arti tidak mau menang sendiri, tidak sekedar menanggapi atau menyerang pendapat orang lain, dan sebagainya sangat penting. Sikap para anggota yang dimaksud adalah bahwa setiap anggota dapat memberikan waktu dan kesempatan kepada anggota lain untuk mengemukakan pendapatnya secara leluasa.
5.      Kemampuan mandiri
Kemandirian merupakan unsur yang amat penting menyangkut anggota kelompok. Dalam kemandiriannya itu masing-masing anggota kelompok tidak begitu saja terbawa oleh pendapat anggota lain, atau tidak begitu saja mengiyakan apa yang dikatakan oleh anggota lain atau pemimpin kelompok. Dalam dinamika kelompok yang dinamis setiap anggota kelompok diharapkan mengembangkan dan mewujudkan kediriannya masing-masing.
Selain itu, hal yang sangat menentukan keefektifan layanan kelompok adalah suasana kelompok yang:
1.      Interaksi yang dinamis
2.      Keterikatan emosional
3.      Penerimaan
4.      Altruistik, mengutamakan kepedulian terhadap orang lain
5.      Intelektual (rasional, cerdas dan kreatif). Menambah ilmu dan wawasan individu serta dapat menumbuhkan ide-ide cemerlang.
6.      Katarsis (mengemukakan uneg-unegnya, idenya dan gagasannya). Menyatakan emosinya yang lebih mengarah pada pengungkapan pmasalah yang dipendam.
7.      Empati (suasana yang saling memahami tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan sehingga dapat menyesuaikan sikapnya dengan tepat).

B.     Peranan Anggota Kelompok
Peranan yang hendaknya dimainkan oleh anggota kelompok agar dinamika kelompok yang hidup, mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai, dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok, benar-benar seperti yang diharapkan, adalah (Prayitno, 1995: 32):
1.      Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antara anggota kelompok
2.      Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri pada kegiatan kelompok
3.      Berusaha agar yang dilakukannya dapat membantu tercapainya tujuan bersama
4.      Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik
5.      Aktif dalam seluruh kegiatan kelompok
6.      Mampu berkomunikasi secara terbuka
7.      Berusaha membantu orang lain
8.      Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan peranannya
9.      Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu
Peran lainnya dari anggota kelompok adalah:
1.      Aktif, mandiri melalui aktivitas langsung melalui sikap 3M (mendengar dengan aktif, memahami dengan positif dan merespon dengan tepat), sikap seperti seorang konselor.
2.      Berbagi pendapat, ide dan pengalaman
3.      Empati
4.      Menganalisa
5.      Aktif membina keakraban, membina keikatan emosional
6.      Mematuhi etika kelompok
7.      Menjaga kerahasiaan, perasaan dan membantu serta
8.      Membina kelompok untuk untuk menyukseskan kegiatan kelompok

C.    Peranan Pimpinan Kelompok
Pemimpin kelompok dituntut untuk dapat memainkan peranannya seperti tersebut di bawah ini (Prayitno, 1995: 35-36):
1.      Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakan maupun mengenai proses.
2.      Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.
3.      Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksud
4.      Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses
5.      Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan, pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan
6.      Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggungjawab pemimpin kelompok.

D.    Bentuk Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Beberapa jenis metode bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007: 290) yaitu:
1.      Program Home Room
Program ini dilakukan dilakukan di luar jam perlajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efsien.
2.      Karyawisata
Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri, kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan cita-cita.
3.      Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
4.      Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu (para siswa) untuk berpartisipasi secara baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
5.      Organisasi Siswa
Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.
6.      Sosiodrama
Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah sosial. Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
7.      Psikodrama
Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam sosiodrama masalah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada psikodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
8.      Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar