A.
Unsur
Utama Suasana Kelompok
Suasana
kelompok yaitu antarhubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok,
dapat merupakan wahana dimana masing-masing anggota kelompok itu (secara
perorangan) dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai reaksi
dari anggota kelompok lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut paut
dengan pengembangan diri anggota kelompok yang bersangkutan.
Para
ahli menyebutkan lima hal yang hendaknya diperhatikan dalam menilai apakah
kehidupan kelompok adalah baik dan tidak baik, ketent8uannya sebagai berikut
(Prayitno. 1995: 27-30):
1. Saling
hubungan yang dinamis antar anggota
Dalam
saling hubungan yang dinamis antar anggota kelompok, masing-masing anggota itu
berkepentingan untuk bergulat dengan suasana antarhubungan itu sendiri,
khususnya suasana perasaan yang tumbuh dalam kelompok itu. Suasana perasaan itu
meliputi baik rasa diterima atau ditolak, rasa cinta dan benci, rasa berani dan
takut, dan sebagainya yang semuanya itu menyangkut sikap, reaksi dan tanggapan
para anggota yang berdasarkan keterlibatan dalam saling hubungan mereka dalam
kelompok.
2. Tujuan
bersama
Tujuan
bersama adalah pusat dari kegiatan/kehidupan kelompok. Dalam “kelompok tugas”
tujuan bersama kelompok jelas, yaitu menjalankan tugas yang dibebankan kepada
kelompok itu. Dalam hal ini semua anggota kelompok memusatkan dirinya untuk
tujuan itu. Dalam “kelompok bebas” tujuan bersama pada mulanya kabur, dan
justru kelompok itu sendirilah yang harus menetapkan tujuan yang akan mereka
capai. Pada umumnya tujuan bersama dalam “kelompok bebas” ialah pengembangan
pribadi masing-masing anggota kelompok.
3. Hubungan
antara besarnya kelompok (banyak anggota) dengan sifat kegiatan kelompok
Dalam
hal ini ada beberapa jenis kelompok menurut jumlah anggotanya, misalnya
kelompok dua, kelompok tiga, kelompok 4-8, kelompok 8-30. Kelompok dua, yaitu
kelompok yang anggotanya hanya dua orang. Kelompok ini adalah kelompok yang
paling ideal untuk terciptanya keakraban yang paling tinggi, tetapi bahayanya
kemungkinan timbulnya pertentangan/pertengkaran diantara mereka berdua.
Kelompok tiga, yaitu kelompok yang terdiri dari tiga orang. Dinamika saling
hubungan segitiga mungkin dapat tumbuh dengan baik, tetapi bahayanya ialah jika
salah seorang anggota menjadi terasing jika 2 anggota lain membuat
“persekutuan”. Kelompok 4-8 orang adalah kelompok yang besarnya sedang yang
dapat diselenggarakan dalam rangka bimbingan dan konseling. Kelompok sedang ini
dapat memilih pemimpinnya sendiri atau setidak-tidaknya dapat menentukan aturan
tertentu sebagai pegangan bagi kegiatan seluruh anggota. Kelompok yang sedang
besarnya ini biasanya mudah dikendalikan. Kelompok 8-30 orang merupakan
kelompok yang baik untuk tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Namun kelompok itu
kurang efektif untuk menciptakan keakraban sosial dalam waktu yang singkat.
4. Itikad
dan sikap terhadap orang lain
Itikad
baik, dalam arti tidak mau menang sendiri, tidak sekedar menanggapi atau
menyerang pendapat orang lain, dan sebagainya sangat penting. Sikap para
anggota yang dimaksud adalah bahwa setiap anggota dapat memberikan waktu dan
kesempatan kepada anggota lain untuk mengemukakan pendapatnya secara leluasa.
5. Kemampuan
mandiri
Kemandirian
merupakan unsur yang amat penting menyangkut anggota kelompok. Dalam
kemandiriannya itu masing-masing anggota kelompok tidak begitu saja terbawa
oleh pendapat anggota lain, atau tidak begitu saja mengiyakan apa yang
dikatakan oleh anggota lain atau pemimpin kelompok. Dalam dinamika kelompok
yang dinamis setiap anggota kelompok diharapkan mengembangkan dan mewujudkan
kediriannya masing-masing.
Selain itu, hal yang sangat menentukan
keefektifan layanan kelompok adalah suasana kelompok yang:
1. Interaksi
yang dinamis
2. Keterikatan
emosional
3. Penerimaan
4. Altruistik,
mengutamakan kepedulian terhadap orang lain
5. Intelektual
(rasional, cerdas dan kreatif). Menambah ilmu dan wawasan individu serta dapat
menumbuhkan ide-ide cemerlang.
6. Katarsis
(mengemukakan uneg-unegnya, idenya dan gagasannya). Menyatakan emosinya yang
lebih mengarah pada pengungkapan pmasalah yang dipendam.
7. Empati
(suasana yang saling memahami tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan
sehingga dapat menyesuaikan sikapnya dengan tepat).
B.
Peranan
Anggota Kelompok
Peranan
yang hendaknya dimainkan oleh anggota kelompok agar dinamika kelompok yang
hidup, mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai, dan membuahkan manfaat bagi
masing-masing anggota kelompok, benar-benar seperti yang diharapkan, adalah
(Prayitno, 1995: 32):
1. Membantu
terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antara anggota kelompok
2. Mencurahkan
segenap perasaan dalam melibatkan diri pada kegiatan kelompok
3. Berusaha
agar yang dilakukannya dapat membantu tercapainya tujuan bersama
4. Membantu
tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik
5. Aktif
dalam seluruh kegiatan kelompok
6. Mampu
berkomunikasi secara terbuka
7. Berusaha
membantu orang lain
8. Memberi
kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan peranannya
9. Menyadari
pentingnya kegiatan kelompok itu
Peran
lainnya dari anggota kelompok adalah:
1. Aktif,
mandiri melalui aktivitas langsung melalui sikap 3M (mendengar dengan aktif,
memahami dengan positif dan merespon dengan tepat), sikap seperti seorang
konselor.
2. Berbagi
pendapat, ide dan pengalaman
3. Empati
4. Menganalisa
5. Aktif
membina keakraban, membina keikatan emosional
6. Mematuhi
etika kelompok
7. Menjaga
kerahasiaan, perasaan dan membantu serta
8. Membina
kelompok untuk untuk menyukseskan kegiatan kelompok
C.
Peranan
Pimpinan Kelompok
Pemimpin
kelompok dituntut untuk dapat memainkan peranannya seperti tersebut di bawah
ini (Prayitno, 1995: 35-36):
1. Pemimpin
kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung
terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang
bersifat isi dari yang dibicarakan maupun mengenai proses.
2. Pemimpin
kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam
kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan
kelompok.
3. Jika
kelompok itu tampaknya kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan maka pemimpin
kelompok perlu memberikan arah yang dimaksud
4. Pemimpin
kelompok juga perlu memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi
dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses
5. Pemimpin
kelompok diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang
aturan permainan, pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan
6. Sifat
kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian
yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggungjawab pemimpin kelompok.
D.
Bentuk
Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Beberapa
jenis metode bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007: 290) yaitu:
1. Program
Home Room
Program ini dilakukan
dilakukan di luar jam perlajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas
seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan
kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga
timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini adalah agar guru dapat
mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efsien.
2. Karyawisata
Karyawisata
dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada objek-objek yang
menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas penyesuaian diri,
kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan bakat dan
cita-cita.
3. Diskusi
kelompok
Diskusi kelompok
merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk
mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam
melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi
dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian akan
timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.
4. Kegiatan
Kelompok
Kegiatan kelompok dapat
menjadi suatu teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok dapat
memberikan kesempatan pada individu (para siswa) untuk berpartisipasi secara
baik. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil apabila dilakukan secara
kelompok. Melalui kegiatan kelompok dapat mengembangkan bakat dan menyalurkan
dorongan-dorongan tertentu dan siswa dapat menyumbangkan pemikirannya. Dengan
demikian muncul tanggung jawab dan rasa percaya diri.
5. Organisasi
Siswa
Organisasi siswa
khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi salah satu teknik
dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa
yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan. Melalui
organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal berbagai aspek
kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat mengembangkan
bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga diri siswa.
6. Sosiodrama
Sosiodrama dapat digunakan sebagai
salah satu cara bimbingan kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu
memecahkan masalah siswa melalui drama. Masalah yang didramakan adalah
masalah-masalah sosial. Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran.
Dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi
masalah sosial. Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran
tentang situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut
kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.
7. Psikodrama
Psikodrama adalah upaya
pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang didramakan. Dalam
sosiodrama masalah yang diangkat adalah masalah sosial, akan tetapi pada
psikodrama yang didramakan adalah masalah psikis yang dialami individu.
8. Pengajaran
Remedial
Pengajaran remedial (remedial
teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan kepada seorang
atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya.
Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yang dapat
dilakukan secara individu maupun kelompok tergantung kesulitan belajar yang
dihadapi oleh siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar